Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Sali Iskandar dan Generasi Muda: Belajar Mandiri dari Generasi Tionghoa di Indonesia, Bisa?

16 April 2025   20:24 Diperbarui: 16 April 2025   20:24 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Haji Sali Iskandar (berdiri) saat ceramah di silaturahmi bada Idul Fitri keluarga besar Yayasan Al Ghifari Bandung, Sabtu (12/4/2025). | Dokpri/Jujun 

Haji Sali Iskandar, seorang figur inspiratif yang dikenal luas di Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat, telah mendedikasikan sebagian besar hidupnya untuk memajukan dunia pendidikan. 

Sebagai pendiri, perintis, dan ketua pembina dari sejumlah yayasan pendidikan terkemuka, seperti Yayasan Al Ghifari, Yayasan Al Aitaam, Yayasan Agung Al Sali, dan Yayasan Intan Al Sali, Haji Sali Iskandar telah memberikan kontribusi signifikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Pria kelahiran Garut yang kini berusia 64 tahun ini tidak hanya dikenal sebagai seorang praktisi pendidikan yang visioner, tetapi juga sebagai seorang pengusaha yang sukses, menggabungkan idealisme pendidikan dengan realisme dunia bisnis.

Sebagai seorang ayah dari lima orang anak, Haji Sali Iskandar memiliki perhatian yang mendalam terhadap masa depan generasi muda. Beliau menyadari betul bahwa tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini semakin kompleks, terutama dalam menghadapi persaingan di dunia kerja yang semakin ketat. 

Kekhawatiran akan mentalitas pencari kerja yang dominan di kalangan anak muda mendorong beliau untuk menyampaikan sebuah pesan penting melalui platform media sosial. 

Pesan yang disampaikan melalui WhatsApp pada hari Rabu, 16 April 2025, menggunakan bahasa Sunda yang akrab di telinga masyarakat Jawa Barat, kemudian diterjemahkan secara penuh ke dalam bahasa Indonesia, mengandung sebuah ajakan yang kuat untuk mengubah paradigma berpikir generasi muda.

Pesan tersebut berbunyi, "Mari bersama-sama membangun anak muda yang memiliki jiwa bukan untuk melamar kerja, tetapi jiwa untuk menciptakan lapangan kerja karena masa depan adalah jiwa generasi yang mandiri seperti orang Cina yang ada di Indonesia. Amin." 

Kalimat sederhana namun sarat makna ini mencerminkan visi Haji Sali Iskandar tentang pentingnya menumbuhkan mentalitas wirausaha dan kemandirian ekonomi di kalangan generasi muda Indonesia. 

Beliau melihat bahwa masa depan bangsa ini sangat bergantung pada kemampuan generasi mudanya untuk tidak hanya menjadi konsumen atau pekerja, tetapi juga menjadi produsen dan pencipta peluang kerja bagi diri mereka sendiri dan orang lain.

Analogi dengan "orang Cina yang ada di Indonesia" dalam pesan tersebut bukanlah sebuah generalisasi etnis, melainkan sebuah observasi terhadap karakteristik umum yang seringkali diasosiasikan dengan kesuksesan ekonomi sebagian komunitas Tionghoa di Indonesia, seperti etos kerja yang kuat, kemampuan beradaptasi, jaringan bisnis yang solid, dan mentalitas pantang menyerah. 

Haji Sali Iskandar mengajak generasi muda Indonesia untuk mengambil inspirasi dari nilai-nilai positif tersebut dan menginternalisasikannya dalam diri mereka. Tujuannya bukanlah untuk meniru identitas etnis tertentu, melainkan untuk mengadopsi prinsip-prinsip kemandirian dan kewirausahaan yang terbukti efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun