Puasa Ramadan, sebuah ibadah yang penuh berkah, membawa perubahan signifikan dalam pola makan dan aktivitas harian. Bagi lansia, perubahan ini dapat memicu penurunan massa otot yang signifikan, kondisi yang dikenal sebagai sarkopenia.Â
Sarkopenia bukan sekadar penurunan kekuatan, tetapi juga ancaman serius terhadap kemandirian dan kualitas hidup lansia. Di sinilah "Atomic Habits" dan asupan protein yang tepat menjadi kunci untuk mempertahankan massa otot dan melawan sarkopenia selama bulan puasa.
Sarkopenia: Ancaman Nyata bagi Lansia
Sarkopenia bukan sekadar penurunan kekuatan otot, ia adalah sindrom geriatri yang kompleks, menggerogoti kualitas hidup lansia secara perlahan namun pasti. Proses ini tidak terjadi dalam semalam, melainkan merupakan akumulasi dari berbagai faktor yang saling berinteraksi seiring bertambahnya usia.Â
Penurunan kadar hormon seperti testosteron dan hormon pertumbuhan, yang berperan penting dalam pembentukan dan pemeliharaan otot, menjadi salah satu pemicu utama. Selanjutnya, penurunan aktivitas fisik, yang seringkali terjadi pada lansia akibat keterbatasan gerak atau masalah kesehatan lainnya, semakin mempercepat proses kehilangan massa otot.Â
Kurangnya asupan nutrisi yang memadai, terutama protein, juga turut berkontribusi dalam memperburuk kondisi ini.
Dampak sarkopenia tidak hanya terbatas pada kelemahan fisik. Lansia yang mengalami sarkopenia seringkali mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang sederhana, seperti berjalan, naik tangga, atau mengangkat benda ringan. Hal ini dapat menyebabkan ketergantungan pada orang lain, mengurangi rasa percaya diri, dan memicu perasaan frustrasi.Â
Lebih jauh lagi, sarkopenia meningkatkan risiko jatuh, yang dapat berakibat fatal bagi lansia karena tulang mereka yang rapuh. Jatuh dapat menyebabkan patah tulang, yang membutuhkan waktu pemulihan yang lama dan seringkali meninggalkan kecacatan permanen. Kemudian, sarkopenia juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan osteoporosis.
Selama bulan puasa, lansia yang rentan terhadap sarkopenia menghadapi tantangan yang lebih besar. Perubahan pola makan, penurunan asupan kalori, dan perubahan aktivitas fisik dapat mempercepat proses kehilangan massa otot. Kurangnya asupan protein yang memadai, terutama saat sahur dan berbuka, dapat memperburuk kondisi ini.Â
Oleh karena itu, penting bagi lansia untuk memahami risiko sarkopenia dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk mencegahnya. Asupan protein yang cukup, latihan kekuatan ringan, dan gaya hidup aktif adalah kunci untuk menjaga massa otot dan kualitas hidup lansia selama bulan puasa dan seterusnya.
"Atomic Habits": Langkah Kecil, Dampak Besar dalam Melawan Sarkopenia