Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - terus lumampah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kabar dari Bandung Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Maut di Kanjuruhan Malang, Contoh Cara Allah Mengambil Nyawa

2 Oktober 2022   21:55 Diperbarui: 2 Oktober 2022   22:00 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kematian datang secara tiba-tiba, persiapkan bekal untuk kematian (dokpri)

Ratusan nyawa melayang di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya pada liga 1 Sepak Bola Indonesia, Sabtu, 1 Oktober 2022.

Mungkin tidak terbayangkan sebelumnya begitu banyak nyawa hilang dalam sekejap hanya lantaran pertandingan sepak bola.

Sejatinya helatan sepak bola terlebih sepak bola nasional seperti liga 1 adalah sarana hiburan dan persatuan diantara anak bangsa, tetapi nyatanya berubah menjadi tragedi bahkan bisa dibilang duka sepak bola Indonesia.

Lalu siapa yang salah, atau semua pihak saling menyalahkan, tetapi yang terpenting adalah semua pihak harus intropeksi diri, menyadari dan mengevaluasi mengapa ini bisa terjadi.

Sebagai bangsa yang beragama dan bermayoritas beragama Islam tentunya kita yakin bahwa sesuatu yang terjadi sudah tercatat dalam kitab (Lauh Mahfuzh). Begitu diterangkan dalam Al-Quran surat Al-Hadid ayat 22.

Sebelum penciptaan manusia beserta alam semesta Allah SWT telah mencatat segala sesuatunya. Termasuk kapan, di mana, sedang apa dan bagaimana kematian seseorang.

Bagi Allah mencabut nyawa seseorang tidaklah sulit bahkan bukan hanya ratusan nyawa tetapi Allah bisa mencabut nyawa ribuan, ratusan ribu, jutaan dan kelak di hari akhir (Kiamat) tidak akan yang tersisa.

Maut di Kanjuruhan adalah contoh bagaimana cara Allah mengambil nyawa seseorang. Jika habis masa hidupnya di dunia,.maut tidak melihat usia, maut tidak melihat jabatan, dan maut tidak melihat kapan dan di mana tempat kematian itu terjadi.

Perhatikan dengan iman Al-Quran surat An-Nisa ayat 78, berbicara tentang kematian, aina maa takuunuu yudrikkumul mautu walau kungtum fii buruujim musyayyadah. "Di mana pun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh".

Kematian seseorang tidak bisa dimajukan dan tidak bisa dimundurkan pasti sesuai dengan catatan. Bahkan sesuai surat An-Nisa ayat 78 tersebut seseorang tidak bisa akan berlari dari maut sekalipun berlindung di balik benteng yang tinggi dan kokoh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun