Perhelatan ASEAN GAMES 2018, real adalah kompetisi antar bangsa Asia. Masing-masing ingin menjadi dan menobatkan diri menjadi yang terbaik. Â Ini bisa saja diartikan sebagai "peperangan". Tetapi olahraga tetap menjadikannya sebagai ajang pesta. Sportifitas dan Persatuan menjadi ujung tombak. Permainan tetap membutuhkan lawan seimbang. Atlit-atlit terbaik dari setiap bangsa. Tidak perlu memaki jika kalah. Evaluasi, berikutnya maju lagi. Itulah siklusnya.
Para elit politik negeri harus belajar banyak pada dunia olahraga. ASEAN GAMES 2018, setidaknya menjadi arena studi banding. Tidak perlu keluar negeri yang dapat menimbulkan prasangka rakyat. Hanya perlu mendengar teriakan rakyat dari arena atau depan layar-layar TV. Pasti tidak ada nada SARA dari sana. Tidak mungkin teriakan hanya untuk Tantowi Ahmad dan mengabaikan Lilyana Natsir. Pasti untuk keduanya. Karena mereka Indonesia.
Saya merindukan ASEAN GAMES 2018 menjadi momentum persatuan bagi bangsa ini. Sukses pelaksanaannya, terserap spiritnya. Mengilhami perhelatan kompetisi politik di tahun berikutnya. Semoga.