Halo, Bu.
Apa kabar hari ini? Sudah makan belum? Atau seperti biasa, lebih dulu memastikan semua anggota keluarga kenyang, baru Ibu sempat duduk sebentar?
Izinkan saya menulis surat kecil ini, dari hati, untuk Ibu, sebagai bentuk rasa hormat dan terima kasih atas segala lelah yang Ibu jalani setiap hari. Lelah yang mungkin tak banyak orang lihat, apalagi hargai.
Saya tahu, menjadi ibu bukanlah hal yang mudah. Bukan hanya soal melahirkan, tapi juga tentang bangun paling pagi dan tidur paling malam. Tentang mengatur keuangan keluarga, mengurus anak-anak, memasak, mencuci, bekerja, dan tetap tersenyum seolah semuanya baik-baik saja.
Namun… bagaimana jika hari ini Ibu merasa lelah?
Lelah secara fisik. Lelah secara emosional. Lelah karena seolah tak ada waktu untuk diri sendiri.
Lelah karena semua orang meminta sesuatu dari Ibu, tapi lupa bertanya bagaimana perasaan Ibu sebenarnya.
Tak apa, Bu. Tidak apa-apa merasa lelah. Tidak apa-apa kalau hari ini Ibu ingin menangis. Tidak apa-apa kalau sesekali Ibu ingin berkata, “Aku juga butuh istirahat”.
Karena Ibu juga manusia, bukan robot, bukan tokoh super yang tak pernah lelah. Merawat diri sendiri bukanlah bentuk egois, melainkan bukti cinta, agar Ibu tetap bisa hadir dengan utuh, untuk keluarga dan untuk diri sendiri.
Saya hanya ingin Ibu tahu, bahwa Ibu sungguh luar biasa...
Bahkan di saat Ibu merasa gagal. Saat rumah berantakan dan anak-anak rewel. Saat Ibu diam-diam menangis di kamar mandi, agar tak ada seorang pun yang tahu.
Ibu tetap hebat.
Karena menjadi ibu adalah pekerjaan paling menantang sekaligus paling mulia. Namun, setiap hari Ibu menjalaninya dengan sepenuh hati, tanpa pernah mengeluh atau lelah.
Terima kasih, Bu.
Terima kasih karena terus bertahan meski ingin menyerah.
Terima kasih karena tetap mencintai meski lelah.
Terima kasih sudah selalu ada, meski kadang dunia terlalu sibuk untuk menyadari betapa berartinya hadirmu.
Hari ini, jika Ibu butuh waktu sendiri, ambillah waktu untuk sendiri. Jika Ibu ingin menangis, menangislah. Dunia tidak akan runtuh saat seorang ibu mengambil jeda untuk bernapas.
Karena Ibu juga berhak bahagia.
Bukan hanya sebagai ibu, tapi sebagai perempuan, sebagai pribadi yang utuh.
Saya ingin belajar memahami. Belajar menghargai setiap peluh dan air mata yang Ibu sembunyikan di balik senyuman.
Dari hati yang tulus.
Untuk semua Ibu yang sedang berjuang dalam diam, kalian adalah sosok yang hebat, kalian berharga, dan jangan pernah merasa sendirian.
Karena dunia ini butuh lebih banyak cinta, dan Ibu adalah sumber cinta yang paling murni dan tak ternilai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI