Soalnya, kalau kita lihat dari kasus penyebaran Covid-19 di Jakarta dan Jawa Timur sangat meningkat. Ribuan orang positif Covid-19 setiap hari disumbangkan lebih banyak dari kedua provinsi tersebut.
Sangat memungkinkan dari kasus positif Covid-19 tersebut membuat elektabilitas Anies dan Khofifah menurun sesuai wawancara dari responden-responden survei itu.
Belum lagi, masalah alat tenaga medis seperti PCR terbatas ditambah banyak rumah sakit yang over karena banyaknya pasien di kedua provinsi itu membuat elektabilitas Anies dan Khofifah menurun.
Jikalau nanti mereka makin baik, tingkat penyebaran Covid-19 di daerahnya menurun akan kembali membuat tingkat elektabilitas mereka naik. Setelah Pandemi berakhir nanti, andai kinerja Anies dan Khofifah makin baik lagi maka makin meningkat berpuluh-puluh kali lipat elektabilitas mereka.
Hal itu harus jadi sorotan dan pandangan kedua kepala daerah tersebut. Kita tahu bahwa Anies Baswedan khususnya sangat santer dikait-kaitkan dengan calon Presiden 2024. Kalau Anies tidak berubah ke tahap kinerja lebih baik, bisa jadi kandas menjadi calon presiden 2024 karena tidak ada partai politik yang memberikan kendaraan politik buatnya untuk mencalonkan diri.
Karena itu, siapa saja kepala daerah maupun pejabat negara yang ingin atau sudah merencanakan ikut pemilu 2024 sebaiknya mempersiapkan diri, membenahi diri, meningkatkan kinerja yang baik agar dilirik parpol dan jadi calon presiden.