Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Money

Bukalapak PHK Karyawan, Pengangguran Semakin Banyak

10 September 2019   15:46 Diperbarui: 10 September 2019   15:58 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Pedih memang ketika kita atau pekerja di perusahaan swasta maupun di instansi pemerintah harus dipecat atau PHK dari pekerjaannya. Bagaimana nasib keluarga nantinya?. Buat kebutuhan sehari-hari pun akan semakin sulit. Oh, sungguh menyedihkan.

Kemarin, hangat berita PHK karyawan Net TV. Kali ini berita terhangat karyawan Bukalapak sebagai perusahaan dalam bidang bisnis online.

Dilansir dari detik.com, 10/9/2019, PHK karyawan Bukalapak menimpa sejumlah divisi. Bukalapak juga diberitakan menutup kantornya di Medan dan Surabaya. Meski demikian tidak diketahui jumlah pasti karyawan yang terkena perampingan ini. Diketahui pula pengurangan karyawan sebagai bentuk restrukturisasi perusahaan.

Padahal diketahui bahwa Bukalapak dinobatkan sebagai start-up unicorn ke-empat yang dimiliki Indonesia. Kapitalisasi pasar nya sudah mencapai minimal USD 1 miliar.

Kalau begitu mengapa harus PHK?. Okelah ada restrukturisasi, tetapi dampak buruknya ada pada masyarakat yang akan menjadi pengangguran bukan?. Kasihan sekali. Di tengah tantangan zaman yang makin modern dimana dunia digital menjadi raja, harusnya Bukalapak semakin banyak menyerap tenaga kerja karena memang kebutuhan pasar semakin besar.

Bayangkan saja, semakin laris manisnya sebuah perusahaan harusnya berperan mengurangi pengangguran. Itulah fungsinya sebuah perusahaan. Kalau begini, nasib karyawan terancam.

Apakah Bukalapak tidak lagi mendapatkan keuntungan besar di tengah banyaknya perusahaan bisnis online seperti Shopper, Tokopedia dan lainnya?.

Makin sulit kehidupan ini memang. Belum lagi dalam tulisan saya sebelumnya menerangkan disrupsi yang dialami oleh media cetak seperti koran, majalah dan lainnya yang dapat mengancam nasib karyawan dan penulis yang mengharapkan pendapatan dari menulis di media cetak.

Pantas saja bila banyak orang lebih memilih menjadi ASN (Aparatur Sipil Negara) atau PNS daripada bekerja di swasta. Hal itu karena takut adanya PHK besar-besaran.

Kalau menjadi ASN tidak ada istilah seperti itu, kecuali ada pelanggaran berat yang dilakukan. Oh, beginilah hidup ya.

Kita tak tahu apakah dengan restrukturisasi Bukalapak akan memberikan kembali lowongan pekerjaan bagi masyarakat atau tidak, wajib ditunggu.

Yang pasti karyawan yang di PHK akan merasakan menjadi pengangguran sebelum dapat pekerjaan baru. Padahal pengangguran masih tergolong banyak di negeri kita ini.

Ah, tak tahulah kedepannya situasi negeri kita. Saya berharap di era digital makin banyak penyerapan pekerja untuk bekerja di perusahaan. Harapan saya, media online pun semakin banyak memberikan ruang bagi masyarakat untuk bekerja maupun sebagai penulis sebagai bentuk membantu kehidupan.

Para pengiklan pun saat ini sudah mengincar media online untuk menanamkan iklannya. Semoga semakin banyak lagi iklan di setiap media online yang ada agar terciptanya situasi yang kondusif dalam ruang ketenagakerjaan. Semoga hal ini dapat didengarkan semua pihak dan terutama Bukalapak semakin berjaya setelah ini serta menampung lagi para pekerja. Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun