Mohon tunggu...
I KOMANG JUAN ARYA WIJAYA
I KOMANG JUAN ARYA WIJAYA Mohon Tunggu... mahasiswa

j----J--

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Gen dan Kelangsungan Manusia: Antara Inovasi, Etika, dan Regulasi dalam Perkembangannya

17 Juli 2025   19:20 Diperbarui: 17 Juli 2025   19:20 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Materi Genetik yang dapat direkayasa pada tumbuhan  (Sumber: Shutterstock.com)

Rekayasa genetika di bidang lingkungan menunjukkan potensinya melalui teknik bioremediasi genetis, yaitu proses memanfaatkan mikroorganisme yang telah dimodifikasi agar mampu menguraikan polutan berbahaya secara efektif. Contohnya seperti pemanfaatan bakteri Alcanivorax borkumensis yang telah direkayasa untuk mengekspresikan enzim alkana monooxygenase secara lebih aktif. Enzim ini dapat memecah molekul hidrokarbon kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana dan tidak toksik. Dalam kasus tumpahan minyak di laut, bakteri diserbarkan langsung pada area yang terindikasi tercemar yang nantinya akan mendegradasi komponen minyak seperti n-alkana dan aromatik. Proses ini mempercepat detoksifikasi lingkungan secara biologis, mengurangi ketergantungan pada bahan penyerap kimia, dan mencegah kerusakan ekosistem laut lebih lanjut.

Etika dan Isu Sosial dalam Rekayasa Genetika

Dsiamping dari manfaat yang besar, perkembangan rekayasa genetika menimbulkan dilema etis dan sosial yang banyak dipertanyakan oleh berbagai pihak seperti

1. Risiko terhadap Kesehatan dan Lingkungan

Kedelai transgenik tahan glyphosate menjadi sorotan dalam isu kesehatan dan lingkungan karena meskipun menawarkan efisiensi budidaya, terdapat potensi dampak ekologis dan residu kimia. Gen CP4 EPSPS dari Agrobacterium tumefaciens membuat tanaman ini mampu bertahan terhadap herbisida, namun penggunaan glyphosate yang intensif dapat menyebabkan akumulasi residu dalam tanah dan air serta gangguan pada mikroorganisme tanah. Di sisi lain, ada risiko transfer gen ke gulma melalui persilangan alami, menciptakan "superweed" yang sulit dikendalikan, sehingga justru meningkatkan kebutuhan herbisida lebih toksik. Kondisi ini menekankan pentingnya evaluasi jangka panjang, praktik pertanian terpadu, dan regulasi yang bijak dalam penerapan organisme transgenik.

2. Isu Paten dan Kepemilikan Gen

Paten gen seperti BRCA1 dan BRCA2, yang berkaitan dengan risiko kanker payudara dan ovarium pernah diklaim oleh perusahaan bioteknologi sebagai bagian dari hak eksklusif atas metode deteksi genetik. Hal ini memunculkan kontroversi karena menjadikan informasi biologis yang secara alami ada dalam tubuh manusia sebagai kepemilikan komersial, sehingga membatasi akses laboratorium lain dalam menyediakan tes diagnostik yang lebih murah.

3. Kontroversi GMO

Walaupun berbagai studi ilmiah menunjukkan bahwa GMO seperti jagung Bt dan kedelai tahan herbisida tidak menimbulkan efek toksik langsung, kekhawatiran terhadap dampak jangka panjang seperti alergi, gangguan metabolik, dan akumulasi kimia tetap menjadi perhatian. Selain itu, dominasi perusahaan besar dalam pengembangan GMO memunculkan kecemasan tentang monopoli benih dan eksploitasi petani kecil.

4. Bioetika dalam Pengeditan Gen Manusia

Pengeditan gen embrio manusia menggunakan teknologi seperti CRISPR-Cas9 membuka kemungkinan koreksi mutasi genetik sebelum kelahiran yang dapat mencegah penyakit bawaan. Namun, intervensi pada tahap ini melibatkan modifikasi garis keturunan, sehingga perubahan dapat diwariskan ke generasi berikutnya. Hal tersebut memunculkan kekhawatiran praktik "bayi desain", di mana gen anak dapat disesuaikan untuk preferensi estetika, kecerdasan, atau potensi lainnya, menimbulkan risiko diskriminasi genetik dan ketimpangan sosial. Karena dampaknya bersifat luas dan permanen, banyak masyarakat paham ilmu menekankan bahwa pengeditan gen embrio sebaiknya ditunda hingga terdapat regulasi ketat, kajian risiko komprehensif, dan konsensus etis global yang menjamin keamanan dan keadilan dalam penerapannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun