Sektor Pertanian
Teknologi rekayasa genetika telah menghasilkan tanaman transgenik yang mampu meningkatkan produktivitas dan ketahanan terhadap lingkungan ekstrem. Contohnya:
- Golden Rice
Tanaman ini direkayasa dengan menyisipkan dua gen penting yaitu gen psy dari jagung dan gen crtI dari bakteri Pantoea ananatis yang dimasukkan ke dalam genom padi untuk menghasilkan beta-karoten, prekursor vitamin A, pada bagian endosperm beras. Beta-karoten yang terkandung dalam butir padi kuning tersebut kemudian diubah oleh tubuh manusia menjadi vitamin A, yang esensial untuk kesehatan mata dan sistem imun.
- Kedelai tahan glyphosate
Tanaman ini mengandung gen CP4 EPSPS dari bakteri Agrobacterium tumefaciens, yang memungkinkan kedelai bertahan hidup meski disemprot dengan herbisida glyphosate. Dengan modifikasi yang dilakukan dapat mematikan gulma target saja, sehingga lebih baik dibandingkan dengan metode konvensional yang dimana glyphosate dapat mematikan hampir semua jenis tanaman. Hasilnya adalah proses tanam yang lebih mudah, mengurangi kebutuhan pencabutan manual atau penggunaan herbisida berulang, sekaligus membuka kemungkinan pertanian berkelanjutan dengan praktik pertanian tanpa olah tanah (no-till farming).
- Jagung Bt
Jagung ini dikembangkan dengan penyisipan gen dari Bacillus thuringiensis yang menghasilkan protein toksik Cry, tanaman ini memiliki sistem pertahanan internal terhadap serangga penggerek batang seperti Ostrinia nubilalis. Saat larva hama mengonsumsi bagian tanaman, protein Cry akan mengganggu sistem pencernaannya dan menyebabkan kematian hama target tanpa membahayakan organisme lain termasuk manusia. Perkembangan dari jagung Bt sangat menguntungkan seperti dapat mengurangi kerugian hasil panen akibat serangan hama, menekan penggunaan insektisida kimia, dan meningkatkan kualitas hasil pertanian dengan pendekatan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Industri
Di sektor industri, mikroorganisme hasil rekayasa digunakan untuk menghasilkan berbagai produk bio:
- Enzim industri
Enzim industri dapat direkayasa melalui modifikasi genetik pada mikroorganisme seperti Bacillus subtilis atau Aspergillus niger agar dapat memproduksi enzim dalam jumlah tinggi dan stabil di berbagai kondisi. Amilase digunakan untuk mengubah pati menjadi gula dalam industri makanan, protease membantu pemecahan protein dalam deterjen agar lebih efektif pada suhu rendah, sementara lipase digunakan dalam pengolahan lemak dan minyak.
- Biofuel
Biofuel seperti etanol dan butanol dihasilkan dari fermentasi biomassa oleh mikroba yang telah dimodifikasi secara genetik agar memiliki jalur metabolik khusus. Misalnya bakteri seperti Clostridium acetobutylicum atau ragi Saccharomyces cerevisiae dilakukan rekayasa agar mampu mengubah selulosa, limbah pertanian, atau alga menjadi bahan bakar alternatif. Proses ini mempercepat konversi substrat menjadi senyawa energi dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil secara signifikan yang bermanfaat secara global dan membantu perkembangan bahan bakar yang berkelanjutan
- Bahan kimia ramah lingkungan
Bahan kimia ramah linkgunan seperti plastik biodegradable diproduksi dari mikroba yang direkayasa untuk menghasilkan senyawa seperti polihidroksibutirat (PHB). Misalnya, Ralstonia eutropha direkayasa untuk menyalurkan karbon dari glukosa ke jalur biosintesis PHB. Hal tersebut mengahsilkan plastik biologis yang dapat terurai secara alami tanpa meninggalkan mikroplastik sehingga  sesuai digunakan untuk kemasan makanan dan produk konsumen, sekaligus menjadi alternatif berkelanjutan terhadap plastik berbasis minyak bumi.
Lingkungan