Mohon tunggu...
I KOMANG JUAN ARYA WIJAYA
I KOMANG JUAN ARYA WIJAYA Mohon Tunggu... mahasiswa

j----J--

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Gen dan Kelangsungan Manusia: Antara Inovasi, Etika, dan Regulasi dalam Perkembangannya

17 Juli 2025   19:20 Diperbarui: 17 Juli 2025   19:20 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Materi Genetik yang dapat direkayasa pada tumbuhan  (Sumber: Shutterstock.com)

Awal manusia yang berasal dari sebuah sel hingga menjadi manusia melewati beberapa tahapan penting hal tersebut sama dengan perjalanan manusia dalam mengembangkan suatu kajian genetik yang terpacu pada pengkodean sifat induk. Peradaban manusia telah melangkah jauh dari sekadar memahami warisan genetik sebagai rangkaian molekul tak terlihat.  Jika dilihat lebih jauh,  perkembangan pesat teknologi rekayasa genetika dapat menjadi transformasi besar dalam kedokteran, pertanian, industri, dan lingkungan hidup. Gen sebagai unit informasi biologis sekarang dapat dimodifikasi, disunting, dan diintegrasikan secara sintesis dalam kehidupan, sehingga bukan hanya sebagai kajian semata. Namun dalam perkembangannya terdapat etika dan regulasi yang selalu terpaku pada hakikat manusia sehingga tidak memiliki keyakinan akan suatu hal yang menyimpang akan asal usul manusia. Artikel ini mengulas secara menyeluruh implementasi genetika dalam kehidupan manusia, manfaatnya, tantangan bioetik, serta dinamika regulatif yang menyertainya.

Implementasi Genetika dalam Dunia Kedokteran

1. Produksi Insulin Rekombinan

Sebelum rekayasa genetika berkembang, pasien harus bergantung pada insulin hewan yang diekstraksi dari pankreas babi atau sapi dengan menimbulkan efek samping imunologis serta tidak efisien dalam produksi. Namun dengan kajian genetika ditemukan cara efektif hingga dapat mengisolasi gen pengkode insulin dari manusia dan memasukkannya ke dalam plasmid bakteri Escherichia coli dan membentuk DNA rekombinan. Setelah bakteri ditransformasikan dan dikultur dalam bioreaktor, mereka mampu mengekspresikan insulin manusia dalam jumlah besar. Hasilnya adalah insulin rekombinan yang jauh lebih bersih, stabil, dan biologis kompatibel bagi tubuh manusia.

2. Terapi Gen

Terapi gen dalam pengobatan X-linked SCID (Severe Combined Immuunodeficiency) yang dimana penyakit ini menyebabkan pasien tidak memiliki sistem imun yang berfungsi, sehingga sangat rentan terhadap infeksi dan memerlukan isolasi ekstrem. Melalui terapi gen, ilmuwan memodifikasi virus (vektor AAV) agar dapat membawa gen fungsional yang menggantikan gen rusak dalam sel pasien. Virus ini diinfuskan ke tubuh pasien, dan gen tersebut mulai bekerja di dalam sel imun, memulihkan fungsi kekebalan tubuh.

3. Vaksin DNA

Vaksin DNA menjadi titik penting dalam pengemabngan imunoterapi penyakit kanker, misalnya dalam kasus melanoma. Melanoma adalah kanker kulit agresif yang resisten terhadap banyak terapi konvensional. Pendekatan vaksin DNA dimulai dengan merancang plasmid sintetis yang mengandung gen pengkode antigen spesifik dari sel melanoma. Kemudian setelah dirancang plasmid dimasukkan ke dalam tubuh pasien melalui injeksi intramuskular dengan dibantu teknik elektroporasi agar DNA dapat masuk ke dalam sel lebih efisien. Sel-sel tubuh kemudian mengekspresikan antigen kanker secara internal yang dapat memicu sistem imun untuk mengenali dan menyerang sel tumor secara spesifik. Vaksin DNA ini bersifat aman, cepat dikembangkan, dan dapat disesuaikan dengan profil genetik tumor masing-masing pasien.

Aplikasi Rekayasa Genetika di Berbagai Sektor

Rekayasa genetika selain diimplementasikan dalam sektor kesehatan, sektor lain juga turut merasakan hasil implementasi dari kajian rekayasa genetika mislanya,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun