Mohon tunggu...
Jufrianto Siahaan
Jufrianto Siahaan Mohon Tunggu... Buruh - Selamat membaca Catatan Harian saya.

Pengendara motor yang tak pernah menginjak rem untuk kelajuan ide yang muncul sepanjang perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Rindu Itu Candu

28 Mei 2020   16:32 Diperbarui: 28 Mei 2020   16:28 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sejatinya merindu itu layaknya candu.

Hasrat menghadirkan kembali rasa yang telah lalu.

Hasrat bersua dengan mereka yang mengesankanmu,

Tapi gagal, karena terbentur ruang dan waktu.

Sejatinya melepas rindu itu layaknya mengamati linimasa media sosial.

Sambil mengaktifkan kembali rasa bersama itu hanya di dalam khayal.

Tanpa sadar sudah habis waktu terpakai untuk sekadar membuka kenangan lama.

Yang hanya bisa dipuaskan oleh perjumpaan dengan pelukan dan cengkerama.

Jika ragamu masih ada untuk mengobati rindu padanya, berbahagialah.

Gunakan itu untuk mencipta kerinduan baru di masa susah.

Karena tak banyak orang mendapat kesempatan itu. 

Jadi, nikmatilah.

Karena rindu itu ada saat berpisah.

Karena rindu itu ada saat jiwa ini melemah.

Yang mungkin bisa kembali kuat pabila kita pasrah kepada Allah.

Maka berbahagialah. 

Tuhan punya rancangan yang jauh lebih indah.

Dan berjuanglah!

Agar keberadaanmu kelak menjadi pantas dirindu sampai membuncah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun