Mohon tunggu...
joyleensouw
joyleensouw Mohon Tunggu... Siswa SMA

Pelajar biasa yang diterjang tugas terus-terusan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Horor Seorang Seniman Digital - Oleh Joyleen Souw

7 Maret 2025   08:50 Diperbarui: 7 Maret 2025   08:50 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi Pendukung. Sumber : Leonardo.ai

Pesanan Aneh - Joyleen Souw

        Akhirnya bel berbunyi. Seperti biasa aku dijemput ayahku sepulang sekolah karena di siang hari dia tidak bekerja. Sesampainya di rumah, aku disambut dengan kecupan dan pelukan dari kedua anjingku. Rasanya seluruh rasa penat setelah mendengar ocehan guruku hilang begitu saja. Aku berbaring di lantai dan memejamkan mata. Meskipun aku senang dapat Kembali ke rumah, aku tetap merindukan pacarku. Tiba-tiba suara notifikasi dari handphoneku muncul.

        Dengan bergegas kuambil handphoneku dan disitu aku melihat pesan dari orang tak dikenal. "Halo! Aku tertarik dengan hasil gambarmu." Kurang lebih begitu isi dari pesannya yang diketik menggunakan Bahasa Inggris. Oh, ternyata ada pesanan baru. Sebagai tambahan uang jajan, aku sudah sering menjual gambaran-gambaran digital seperti ini. Biasanya aku menerima pesanan untuk menggambar pasangan atau hewan peliharaan. Seakan lupa dengan pacarku, aku segera membalas pesan dari orang tak dikenal tersebut. Dengan ramah kami saling mengirim pesan dengan membahas bagaimana gambaran yang ingin ia pesan. Ia pun memberikanku sebuah foto sebagai referensi. Jadi, dia ingin aku menggambar semacam manusia bersayap hitam yang dikelilingi orang-orang yang seakan-akan sedang memuja manusia bersayap itu. Sepertinya pesanan kali ini akan sedikit berbeda dari biasanya.

        Baiklah, aku menerima pesanannya. Aku bergegas menuju kamarku dan disana aku mulai membuat sketsa. Sambil melihat foto referensi yang dikirim, aku merasa sedikit tidak nyaman ketika memperhatikan fotonya terlalu lama. Foto tersebut hanya menampilkan seorang pria berkulit pucat, dua sayap hitam megah yang terbuka, dan sepasang bola mata yang terbuka lebar menatap lurus ke depan seakan-akan tatapannya dapat menembus jiwamu. Tidak, aku tidak melebih-lebihkannya. Yah, bagaimanapun, aku tetap harus melanjutkan pesanan ini karena kami sudah membuat kesepakatan. Aku mengabaikan seluruh perasaan aneh yang terlintas dan melanjutkan sketsa.

        Sketsa awal sudah selesai. Aku terus menambahkan detail pada gambaran. Menambahkan warna-warna bernuansa gelap dan menyempurnakan sisa gambaranku sesuai dengan pesanan. Beberapa jam pun berlalu dan hari sudah gelap. Aku meregangkan tubuhku setelah akhirnya menyelesaikan pesanan tersebut. Aku mengirimkan hasil akhirnya dengan tagihan sebesar 10 dollar Amerika. Semoga saja dia suka dengan hasil akhirnya.

        Ting! Tak lama kemudian muncul notifikasi lain. Siapa yang menyangka ternyata orang tersebut mengirimkan pembayaran sebanyak 1000 dollar. Diriku hanya terdiam ketika melihat notifikasi itu. "Ah, mungkin dia salah ketik." Awalnya kupikir begitu, namun dia memberiku pesan lagi. "Aku menyukai seluruh detail yang kau lakukan dalam gambarnya. Mohon terimalah sedikit bonus itu. Kamu layak mendapatkannya." Aku menatap layar handphoneku dengan bingung namun di saat yang bersamaan aku merasa sangat senang. Maksudku, siapa yang tidak senang jika mendapatkan uang sebanyak ini? Itu adalah bayaran tertinggi yang pernah kudapatkan untuk satu pesanan. Tanpa berpikir lama aku pun membalas pesannya dan berterima kasih kepadanya.

        Selang beberapa hari, orang tersebut kembali memesan gambar. Namun, gambar yang dipesannya kali ini menjadi jauh lebih mencurigakan. Ia memesan sebuah gambar dengan sosok yang menyerupai iblis dengan kepala kambing yang berdiri di atas simbol-simbol aneh. Seketika seluruh tubuhku merinding. Aku pun merasa ragu untuk menerima pesanannya kali ini, namun ini hanyalah sebuah gambar bukan? Mungkin orang ini hanyalah penggemar berat dari genre horor. Aku pun menghela nafas dan membulatkan keputusanku untuk menerima kembali pesanannya kali ini.

        Aku mulai kembali mengerjakan sketsa baru. Kali ini aku berniat untuk menyelesaikan gambar ini lebih cepat agar perasaan tidak mengenakan ini cepat berlalu. Setiap guratan dan detail yang kutambahkan hanya membuat gambar ini terasa semakin ganjil. Aku tidak bisa menatap terlalu lama pada wajah kambing yang tampak seperti iblis itu karena seakan-akan ia terus mengawasi setiap gerak-gerikku. Semakin lama aku menatapnya rasanya semakin sesak. Aku menggelengkan kepalaku. Ingat, ini hanyalah sebuah pesanan gambar. Kalimat itu terus berputar di dalam kepalaku ketika aku berusaha untuk menyelesaikan gambar ini. Beberapa jam berlalu. Akhirnya, aku menyelesaikan gambar tersebut dan mengirimkan hasil akhirnya kepadanya.

        Betapa terkejutnya aku ketika orang itu kembali membayar berlebih, yaitu sebanyak 10.000 dollar. Ini sangat tidak masuk akal. Sepertinya uang yang dimilikinya menggunung sampai menyentuh langit. Untuk sebuah gambar, aku dibayar setara dengan harga sebuah mobil. Aku hanya ternganga sambil menatap layar handphoneku. Pada awalnya aku berniat untuk mengembalikan uang itu, namun setelah dipikir-pikir orang gila mana yang bisa menolak uang sebanyak itu? Yah, aku tidak akan memikirkannya terlalu dalam. Lagi pula, sekarang dengan uang sebanyak itu aku bisa membeli apapun yang aku mau.

        Seketika menjadi kaya, tanpa berpikir panjang tentu aku berfoya-foya dengan uang tersebut. Aku membeli gadget baru, pakaian mahal, dan bahkan mentraktir orang tuaku ke restoran mewah. Hidupku berubah 180 derajat dalam semalam. Namun, tentu saja dibalik kesenangan itu, rasa penasaran mulai menghantuiku. Sebenarnya siapa orang yang memesan gambar-gambar aneh itu? Apa alasannya menghabiskan uang sebanyak itu hanya untuk sebuah gambar? Siapakah sebenarnya orang ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun