Mohon tunggu...
Joyceline Jusuf
Joyceline Jusuf Mohon Tunggu... murid

suka menggambar dan bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengapa Kita Bisa Terikat Dengan HP?

11 Oktober 2025   13:25 Diperbarui: 11 Oktober 2025   13:25 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Seorang Anak Bermain HP. Sumber: Google (www.kompas.com)

Dalam satu dekade terakhir, telepon genggam (HP) telah bertransformasi dari sekadar alat komunikasi menjadi perpanjangan diri kita. Perangkat pintar ini kini bukan hanya di genggaman, tetapi juga seolah melekat erat di pikiran dan emosi kita. Rasa cemas, gelisah, bahkan panik---sebuah kondisi yang dikenal secara psikologis sebagai Nomophobia (kependekan dari no mobile phone phobia)---sering muncul saat HP tertinggal, kehabisan baterai, atau kehilangan sinyal. Mengapa kita begitu terikat pada benda kecil ini? Jawabannya terletak pada kombinasi kuat antara desain teknologi, psikologi manusia, dan perubahan sosial.

1. Desain yang Memikat dan Pemicu Dopamin

Perangkat modern dan aplikasi di dalamnya dirancang menggunakan prinsip psikologi perilaku untuk membuat pengguna tetap terpikat. Setiap notifikasi, like di media sosial, atau pesan masuk adalah hadiah kecil yang tak terduga (variable reward).

  • Pelepasan Dopamin: Ketika kita menerima notifikasi yang menyenangkan (misalnya pujian atau berita baik), otak melepaskan dopamin, neurotransmitter yang berhubungan dengan rasa senang dan motivasi. Ini menciptakan siklus penguatan positif: kita menggunakan HP dopamin dilepaskan kita ingin menggunakannya lagi.

  • Kepuasan Instan: HP menawarkan akses instan ke informasi, hiburan, dan interaksi sosial. Kebutuhan kita untuk konektivitas dan informasi terpenuhi dalam hitungan detik, yang membuat kita sulit menoleransi kebosanan atau penantian.

2. Kebutuhan Psikologis dan Rasa Takut Ketinggalan (FOMO)

Keterikatan kita pada HP juga berakar pada kebutuhan dasar psikologis manusia untuk koneksi dan keamanan.

  • Koneksi Sosial: HP adalah gerbang utama menuju kehidupan sosial digital kita. Kita takut kehilangan momen penting, informasi terbaru, atau terputus dari lingkaran sosial. Rasa FOMO (Fear of Missing Out) mendorong kita untuk terus-menerus memeriksa HP, memastikan kita up to date dan tidak terasing.

  • Identitas dan Validasi: Terutama melalui media sosial, HP menjadi alat untuk membangun dan mengelola identitas diri. Jumlah likes, followers, atau respons komentar sering kali menjadi tolok ukur validasi diri, yang secara emosional mengikat kita pada perangkat tersebut.

  • Asisten Pribadi: Bagi banyak orang, HP juga berfungsi sebagai 'asisten pribadi' yang menyimpan data pekerjaan, jadwal, daftar tugas, hingga memori berharga (foto dan video). Kehilangan HP berarti kehilangan sebagian besar kendali dan ingatan akan kehidupan sehari-hari, yang memicu kecemasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun