Secara logika sederhana, tidak mungkin sebuah perusahaan (lapangan pekerjaan) menerima pelamar yang belum teruji ilmu pengetahuannya.
Misalnya, tidak mungkin seseorang yang mengetahui tentang dunia media hanya melalui Google akan dipercayai untuk menangani pasien yang kritis. Rumah sakit akan lebih percaya kepada pelamar yang terbukti sudah bertahun-tahun menimba ilmu kedokteran.Â
Jika berbicara soal uang, ada beberapa faktor mengapa penghasilan tiap orang berbeda-beda, meskipun pekerjaannya sama. Misalnya, penghasilan guru yang mengajar di daerah pedalaman dengan guru yang mengajar di sekolah internasional tidak sama.
Keduanya tentu telah menempuh pendidikan di perguruan tinggi, tapi ada perbedaan lingkungan dan pasar. Maka, tidak mengherankan jika ada perbedaan jumlah penghasilan.
Terakhir, ilmu pengetahuan itu tidak bisa dibeli dengan uang. Sekalipun Anda membeli ribuan buku atau berguru kepada ratusan guru besar, tidak akan artinya jika tidak memiliki hikmat (wisdom).
Namun, ilmu pengetahuan itu lebih berharga daripada uang sebab yang namanya uang akan habis setelah digunakan, tetapi ilmu pengetahuan tidak. Malah, ketika manusia terus belajar, ilmu yang ia kuasai akan semakin meningkat.
Dalam hidup ini, tidak semuanya dinilai melalui uang dan tidak bisa juga selalu hidup berdasarkan uang.