Mohon tunggu...
Jose
Jose Mohon Tunggu... Guru - Saya Hose merupakan seorang guru. Saya memiliki pengalaman mengajar masih sangat mudah, kurang lebih empat tahun. Dan saya memiliki kesempatan menulis kolaborasi serta memiliki karya pribadi.

Saya Hose merupakan seorang guru. Saya memiliki pengalaman mengajar masih sangat mudah, kurang lebih empat tahun. Dan saya memiliki kesempatan menulis kolaborasi serta memiliki karya pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ngapain Mikirin Potensi Murid, Mereka bukan "Anakku"?

12 Februari 2023   23:06 Diperbarui: 12 Februari 2023   23:08 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Boro-boro bicara merdeka belajar, toh nantinya bukan untuk anak saya, tapi anaknya orang? Ngapain capek-capek mikirin potensi setiap murid,  nantinya mereka jadi orang sukses bukan untuk saya? Buat apa saya mikirin potensi murid, sungguh melelahkan, capek diri? "

Konon ungkapan di atas sering kali terdengar di kalangan guru. Tentu, hal ini sangat merepotkan guru ketika guru dihadapkan dengan proses penerapan kurikulum merdeka belajar.

Nah, coba kita flashback apa yang membuatmu jadi guru? Siapa yang menyuruh Anda menjadi guru? Apa yang Anda cari ketika menjadi guru?

Bila ditilik pertanyaan di atas, dipengaruhi oleh berbagai faktor dari dalam diri akibat pengalaman yang di alami guru di lingkungan sekolah lainnya. Setiap pengalaman yang dialami guru memberikan dampak terhadap emosi yang dapat menimbulkan cara berpikir guru seperti demikian.

Akankah ketika kita berpikir demikian, sebuah masalah yang dihadapi dapat terselesaikan? Ini adalah cara Anda melemahkan tujuan mulia Anda menjadi guru.

Emosi dapat menciptakan "kebodohan" bagi seseorang, apabila emosi tidak dikontrol dengan pengendalian diri. Lebih baik lakukan hal ini: "hide your emotions, because no ones care".

Kita coba pikirkan, memikirkan hal yang menambah emosi dalam diri adalah suatu pekerjaan yang menyia-nyiakan waktu (wasting time). Ini adalah kegagalan awal sebelum masuk panggung spektakuler tentang arti dibalik Anda menjadi guru.

Sebagai manusia, emosi adalah suatu gejala yang dirasakan oleh manusia kapan pun. Namun, perlu diperhatikan  bahwa jangan sampai emosi membawa Anda kepada kebinasaan. Anda memutuskan mengundurkan diri sebagai guru. Ini adalah sebuah petaka yang akan membawa penyesalan di kemudian hari.

Ya, kita harus sadari bahwa apa yang dialami oleh seseorang tentang hal ini adalah sebuah keputusan pribadi. Tapi ingat, sebaiknya apa yang dimulai lakukan sampai tuntas, harapan demikian, bisa saja hal ini menjadi relatif.

Menjadi guru adalah seni untuk berpikir sepanjang waktu. Mengapa demikian? Guru selalu berhadapan dengan manusia dengan segala keunikan yang dimiliki. Keunikan yang dimiliki murid merupakan suatu proses bagaimana guru memikirkan agar ia dapat mengenal keunikan secara menyeluruh. Apakah setiap guru dapat memikirkan hal ini? Tentu, hanya sebagian yang memikirkan hal ini. Mengapa sebagian guru melakukan hal ini?

Kepekaan adalah hal yang mendasari guru untuk mewujudkan sikap keberpihakannya kepada murid (option for the students). Ketika guru sampai pada perasaan untuk berpihak pada murid, maka di saat itulah kesadaran guru sungguh-sungguh diartikan sebagai kesadaran yang menyertai eksitensinya sebagai guru.

Keberpihakan  memunculkan kesadaran, kesadaran mendorong guru untuk melakukan  tindakan konkret terhadap muridnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun