Mohon tunggu...
Jose
Jose Mohon Tunggu... Guru - Saya Hose merupakan seorang guru. Saya memiliki pengalaman mengajar masih sangat mudah, kurang lebih empat tahun. Dan saya memiliki kesempatan menulis kolaborasi serta memiliki karya pribadi.

Saya Hose merupakan seorang guru. Saya memiliki pengalaman mengajar masih sangat mudah, kurang lebih empat tahun. Dan saya memiliki kesempatan menulis kolaborasi serta memiliki karya pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tidak Perlu Ajarin Murid, Biarkan!

6 Februari 2023   15:00 Diperbarui: 6 Februari 2023   15:08 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kita tidak boleh berhenti pada taraf ini. Ada hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kesalahan berpikir siswa. Pertama, saya memberikan penegasan atas kalimat bertanya. Jika ditanya mengapa, maka yang harus dilakukan oleh siswa adalah mencari alasannya. Jawaban harus diberikan kata penegasan di dalamnya yaitu "karena".

Dan saya melihatnya apa yang dijawab oleh siswa lebih berpihak pada tujuan, bukan memberikan jawaban sesuai apa yang ditanyakan.

Hal kecil akan berubah jika dimulai dengan kepekaan yang besar. Kepekaan akan menciptakan situasi belajar berbeda. Ada makna yang didapatkan oleh guru di dalam mengemban pelayanannya tersebut. Apabila kita tidak melakukan perbaikan atau arahan kepada siswa: mana yang benar dan mana yang salah, sebenarnya kita telah menjerumuskan siswa kedalam kesalahan berpikir (fallacy), baik saat ini maupun yang akan datang. Akan tetapi ketika kita langsung bertindak maka kemungkinan  besar kesalahan yang sama akan minim terjadi.

Tangkas melakukan suatu upaya perbaikan menuju perubahan adalah sebuah cara untuk mewujudkan  bagaiamana mendesain proses berpikir siswa secara baik dan benar.

Kita menyadari bahwa setiap orang memiliki kebebasan berpikir, mengungkapkan pendapat. Namun, apa yang diungkapkan tidak sesuai dengan apa yang ditanyakan maka hal itu dapat berakibat fatal dalam berikir yang logis, sistematis dan kohesi.

Kesalahan berpikir (fallacy) merupakan proses penalaran atau argumentasi sebenarnya tidak logis, salah arah, menyesatkan, tidak relevan. Proses berpikir demikian terjadi karena seseorang kurang memperhatikan  premis-premis tanpa memperhatikan relevansinya.

Ada beberapa penegasan yang harus kita pahami dalam kesalahan berpikir, yaitu pertama, kita keliru dalam menyimpulkan dari dua premis. Misalnya, tidak ada satu pun barang yang baik itu murah dan semua barang di tokoh itu adalah tidak murah. Jadi kesemua barang di tokoh itu adalah baik. Kedua, kita keliru dalam bentuk disjungtif. Misalnya, Dia pergi ke Ambon atau ke Jakarta. Ternyata dia tidak ke Ambon, berarti dia ke Jakarta (Dia bisa tidak di Ambon maupun Jakarta). Ketiga, kita keliru karena alasan terlalu sederhana. Misalnya, kendaraan buatan Yamaha adalah terbaik, karena Lorenzo juara motor GP. Keempat, kita keliru karena kurang tahu. Misalnya, inilah buktinya bahwa pendaptku benar. Jika engkau bisa membuktikan bahwa hantu itu ada maka teranglah pendapatku benar, bahwa hantu itu tidak ada.

Apa sebenarnya kita tilik dari kesalahan berpikir pada siswa? Pertama, kita membentuk proses berpikir murid yang benar. Kedua, membentuk proses berpikir yang diungkapkan melalui argumentasi logis, mudah dipahami serta memiliki relevansi. Ketiga, melatih murid menyadari kesalahan yang dilakukan serta menerimanya dengan terbuka serta memiliki daya juang untuk memperbaiki kesalahannya.

Mengapa guru melakukan hal ini? Yang sedang dibangun oleh guru bersama muridnya adalah komunikasi intrapersonal yang mencakup lima aspek (DeVito), yaitu memilih kepercayaan diri siswa, mengolah proses interaksi, memberikan kesegaran, mencairkan suasana berpikir atau suasana belajarnya, ekspresi diri, serta berorientasi kepada apa yang dibutuhkan siswa.

Stephen Covey mengungkapkan bahwa communication is the most important skill ini life. Komunikasi menjadi hal terpenting didalam kehidupan. Dan hal ini menjadi suatu hal yang sangat esenisal bagi guru ketika berada di kelas atau di mana pun bersama siswanya. Komunikasi perlu dibangun secara konstruktif bukan komunikasi destruktif.

Saya menyadari bahwa membagun komunikasi dengan siswa membutuhkan kehati-hatian , ada self-controlling. Kalimat destruktif, yakin jawaban kamu sudah benar semua? Kamu gimana sih? Kerja begitu saja tidak bisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun