Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Seberapa Aman Menginap di Hotel pada Malam Pergantian Tahun?

30 Desember 2020   23:14 Diperbarui: 31 Desember 2020   09:30 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: Thinkstock | Sumber Foto: Thinkstock

Beberapa hari ini sempat berpikir untuk menikmati malam pergantian tahun baru bersama keluarga dengan menginap di hotel.

Awalnya, saya dan keluarga besar hanya ingin jalan-jalan ke Dumai dengan melewati jalan tol Pekanbaru - Dumai yang ramai jadi perbincangan akhir-akhir ini. Penasaran juga ingin turut merasakan bagaimana perjalanan via tol dari Pekanbaru ke kota Dumai.

Menurut informasi dari beberapa orang teman, perjalanan dari Pekanbaru ke Dumai dapat ditempuh hanya dengan 2 jam perjalanan saja, yang biasanya membutuhkan waktu tempuh hingga sekitar 5 jam.

Saya pikir, 4 sampai 5 jam nyetir mobil pulang pergi alias PP masih kuatlah. Apalagi melintasi jalan tol pastinya tidak harus stres dengan jalanan yang padat.

Namun karena kami akan turut membawa ibu yang sudah lansia dan ponakan yang belum berusia 1 tahun, rasanya terlalu memaksakan kalau tidak istirahat dulu di hotel barang semalam di kota Dumai.


Akhirnya kami pun coba mencari tahu informasi soal hotel di kota Dumai. Dari aplikasi pemesan hotel secara online, kami mendapat informasi tidak ada hotel bintang 5 disana, namun setidaknya ada 2 hotel bintang 4 yang kami nilai cukup baik sebagai menjadi pilihan menginap.

Ketika rencana hampir bulat dan saya pun hampir saja melakukan pemesanan kamar, tiba-tiba terpikir untuk bertanya dengan seorang sahabat yang bekerja sebagai Manager HRD sebuah hotel di Pekanbaru.

"Udah aman gak sih nginap di hotel sekarang?", begitu pesan singkat yang saya kirimkan melalui WhatsApp ke sahabat tadi. Sambil berharap saya akan mendapatkan jawaban yang meyakinkan untuk rencana menginap di hotel tadi.

Ternyata, jawaban sahabat tadi tidak sesuai dengan yang saya harapkan. "Aku 'gak terlalu rekom sih kalau mau nginap di hotel tanggal 31 desember dan 1 januari ini". Alasan yang diberikan karena hotel akan ramai sekali, kamar hotel bisa penuh terisi di momen pergantian tahun baru.

Rupanya, sedikit ada pergeseran tren menikmati liburan akhir tahun saat ini. Jika biasanya orang-orang berlibur keluar kota atau bahkan keluar negeri di momen pergantian tahun, namun karena pandemi covid-19 dan ribetnya soal tes PCR naik pesawat, banyak orang memilih berlibur di dalam kota dengan cara menginap di hotel.

"Kalau mau cukup aman, cari hotel yang certified CHSE", lanjutnya dalam percakapan WA mengingatkan kalau-kalau saya tetap nekat ingin menginap di hotel untuk merayakan malam pergantian tahun bersama keluarga.

Sebagai informasi dari laman kemenparekraf.go.id, sertifikasi CHSE adalah proses pemberian sertifikat kepada Usaha Pariwisata, Destinasi Pariwisata, dan Produk Pariwisata lainnya untuk memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan.

Menurutnya, hotel-hotel yang certified CHSE, paling tidak sudah lulus audit dinas pariwisata untuk protokol kesehatan covid-19. Tetapi tetap saja, apakah kita cukup yakin hotel-hotel yang telah tersertifikasi CHSE, akan komitmen untuk menjalankan protokol kesehatan covid-19 secara ketat di saat tingkat hunian kamar penuh?

Kalau hotel certified CHSE, paling tidak kita bisa request setiap hari untuk dilakukan penyemprotan disinfektan di kamar. Namun bagaimana bisa memastikan bahwa SOP sterilisasi kamar telah benar-benar dilakukan secara tepat setelah tamu sebelumnya melakukan check out? Termasuk soal penggantian sprei dan lain-lain?

Biasanya, sebuah hotel dengan 200 kamar, memiliki 5 orang roomboy. Sedangkan waktu ideal sterilisasi kamar sesuai standar CHSE bisa hingga 1 jam untuk satu kamar.

Artinya, jika rentang waktu yang tersedia untuk bersih-bersih seluruh kamar hanya maksimum 2 jam, yaitu waktu serempak check out jam 12.00 dan waktu check in jam 14.00, maka dengan kapasitas yang ada akan membuat sangat terburu-buru sehingga proses sterilasi kamar tak lagi bisa ideal sesuai standar.

Apalagi jika mengingat yang akan menikmati liburan akhir tahun di hotel adalah keluarga. Tentu saja kamar yang biasanya digunakan tamu keluarga akan lebih kotor dan berantakan jika dibandingkan dengan tamu hotel dari kalangan bisnis. Maka harusnya butuh waktu lebih lama untuk membersihkan kamar hotel pasca tamu terdahulu check out.

Namun, tentu saja ini tergantung pada komitmen pihak hotel. Saya pikir tetap ada hotel-hotel dengan nama besar dan telah certified CHSE berusaha menjaga kenyamanan tamu. Hotel-hotel dengan komitmen demikian sedapat mungkin akan menghindari komplain, karena bisa jadi momok besar jika terekspos ke publik atau media sosial.

Beberapa hari lalu, heboh kasus penularan covid-19 di sebuah hotel mewah di Singapura. Dikutip dari detik.com, pada sabtu (26/12/2020) ada 14 kasus baru yang dikonfirmasi Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) berasal dari sumber penularan yang sama.

Dari pemberitaan yang ada, Associate professor Hsu Li Yang dari Saw Swee Hock School of Public Health, seorang ahli penyakit menular, menjelaskan bisa saja penularan covid-19 terjadi lewat staf hotel atau barang-barang yang ada di hotel mewah tersebut, seperti handuk dan sprei.

Jika sekelas hotel mewah di Singapura itu saja diduga menjadi tempat penularan covid-19, maka bagaimana kita bisa cukup yakin dengan penerapan protokol kesehatan di hotel-hotel tak terstandar CHSE, apalagi di masa peak season pergantian tahun saat ini?

Saya tentu saja tidak bermaksud untuk mempengaruhi hak setiap orang berlibur, menikmati malam pergantian tahun baru dengan cara menginap di hotel. Sekali lagi, pasti tetap ada manajemen hotel yang sangat ketat untuk menerapkan portokol kesehatan covid-19.

Namun tentu saja, kita perlu waspada dengan semua kemungkinan. Jangan karena ingin berlibur dan bersenang-senang dengan keluarga, justru akhirnya kita pulang membawa virus corona karena tertular covid-19.

Bagi pihak manajemen hotel, kejadian di hotel Mewah di Singapura harus bisa jadi pelajaran. Pihak hotel harus bisa menjaga kepercayaan masyarakat terhadap hotel dengan menjalankan protokol kesehatan sebaik-baiknya.

Jangan karena alasan ramainya pengunjung hotel, justru menjadi alasan SOP tidak dapat dilaksanakan dengan semestinya. Kita tentu saja berharap-harap pariwisata tanah air bisa bangkit kembali, termasuk bisnis perhotelan lewat momen tahun baru ini.

Namun, kita sangat berharap para pengelola hotel tidak hanya memikirkan soal meraup untung besar dari momen pergantian tahun, tetapi abai terhadap penerapan SOP yang seharusnya. Jika kasus baru covid-19 banyak muncul dari lingkungan hotel yang abai, tentu saja akan membuat kepercayaan masyarakat pada dunia perhotelan menjadi tidak baik.

Selamat menikmati malam pergantian tahun dengan cara masing-masing. Apapun itu, ingat pesan ibu, selalu lakukan 3M: Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun