Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Anak Masuk PAUD Saat Pandemi, Tunda Dulu atau Jalan Terus?

15 Juni 2020   22:36 Diperbarui: 17 Juni 2020   04:23 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika berada di zona hijau, sebagaimana panduan pembelajaran era kenormalan baru di atas, sekolah hanya akan menerapkan PTM 2 hari dalam dua pekan. Artinya, selama 8 hari dalam siklus dua pekanan, orangtua lah yang akan menjadi guru di rumah.

Orangtua dengan kesibukan pekerjaan dan aktivitas yang padat, sebaiknya memang memilih menunda dulu memasukkan anak ke PAUD. Karena jika tetap dipaksakan, maka sebenarnya anak akan lebih banyak tidak belajar dari pada belajar. Alangkah baiknya tetap memilih agar anak bermain saja di rumah tanpa dibebani belajar secara PJJ.

Belum lagi kalau bicara soal uang SPP yang harus dikeluarkan tiap bulan. Rasanya koq kurang wise ya, membayar SPP penuh namun anak hanya 4 hari saja belajar di sekolah dalam sebulan, sisanya orangtua yang mengajari di rumah.

Jika saat bulan juli nanti anak masih berusia di bawah 5 tahun, memang sebaiknya menunda saja memasukkan anak ke PAUD. Toh, tahun depan usia anak masih 6 tahun, dan anak masih bisa masuk PAUD tahun depan. Tidak akan menjadi terlalu terlambat untuk memasukkan anak ke SD nanti saat usianya 7 tahun. Justru di usia tersebut anak lebih matang dan siap untuk bersekolah.

Namun, sebenarnya tidak ada keharusan agar memasukkan anak usia 5-6 tahun ke PAUD. Jika orangtua bisa membimbing anak dengan model home schooling selama pandemi ini, maka tidak ada salahnya juga meniadakan PAUD. Jika umur anak tahun depan sudah melewati 6,5 tahun dan dirasa anak telah siap, maka tidak ada salahnya langsung memasukkan anak ke Sekolah Dasar.

Kelemahannya, anak tidak merasakan dulu iklim belajar saat di PAUD sebelum masuk SD. Namun jika orangtua bisa mengembangkan kecerdasan sosial anak, dan melatih kemandirian anak, maka tidak akan jadi masalah langsung masuk SD tanpa PAUD lebih dulu.

Memilih untuk Tetap Memasukkan Anak ke PAUD

Pada dasarnya, jika tempat tinggal kita adalah zona hijau, maka sebenarnya kita telah siap untuk masuk era kenormalan baru pendidikan. Termasuk akhirnya memutuskan untuk tetap memasukkan anak ke PAUD.

Namun, untuk meyakinkan pilihan ini, sebagai orangtua kita perlu memastikan sekolah mematuhi Protokol New Normal yang ditetapkan oleh Kemenkes. Tidak ada salahnya sebagai orangtua kita menanyakan kesiapan sekolah dalam memasuki era kenormalan baru pendidikan. Terkait kewajiban menggunakan masker, pemeriksaan suhu saat akan masuk lingkungan sekolah, pembiasaan cuci tangan, desinfeksi secara berkala, dan penerapan prosedur new normal lainnya.

Kita perlu juga memastikan apakah jumlah kelompok belajar yang akan melaksanakan PTM di sekolah tidak melebih 5 murid dalam satu sesi. Perlu juga dipastikan terkait pengaturan interaksi murid dan guru di dalam kelas apakah memprioritaskan kesehatan dan keselamatan anak.

Sebelum memastikan memasukkan anak ke PAUD, orangtua perlu datang dan melihat langsung kondisi sekolah dan kelas yang akan digunakan. Apakah kewajiban sekolah dalam menyediakan fasilitas dan sarana untuk protokol new normal di sekolah telah terpenuhi, terkait pengaturan tempat belajar di ruang kelas dan kondisi kebersihan sekolah secara umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun