Jika kamu pernah menyimak seorang penyair membacakan sajak, bukan masalah memiliki, namun hal terpenting adalah mencintai. Benarkah?
***
Jika bicara tentang pengalaman hidup, aku yakin bahwa di saat seseorang merasa disakiti maka bisa saja sebenarnya di saat bersamaan dia juga menyakiti orang lain.
"Kamu sih nggak peka. Kamu nggak bakal patah hati kalau nggak egois."
Aku memang sedang curhat padamu tentang hatiku yang terluka, ditinggalkan lelaki ---sebut saja X--- yang kuharap bisa menjadi bagian hidupku.
"Aku? Egois?" Suaraku meninggi begitu mendengar ucapanmu. Kamu tahu sendiri kalau aku bukanlah perempuan yang mau menang sendiri. Malah dibilang egois begitu.
"Maksudku, kamu bisa sedikit sabar. Harusnya."
Aku paham maksudmu. Sikap egoisku karena menuntut X untuk memenuhi janjinya. Padahal dia punya keluarga yang sering ditinggalkan. Dan saat kepulangannya yang hanya sebentar, pasti sangat dinantikan keluarganya. Tapi, aku kan juga akan menjadi bagian hidupnya, kan? Kenapa aku diabaikan?
Kamu tersenyum. Berjalan meninggalkanku. Mungkin saja kamu sudah bosan dengan semua keluhanku. Berbulan-bulan. Sementara aku dan dia sudah lost contact.
***