"Pas neng sekolahan biyen Bu Mud kerep mbenakke agemanne. Gek ketok gedhi kae. Pirsane calon putrane kembar. Tapi ora ngira nek kembar telu." (Pas di sekolah dulu Bu Mud sering membenahi pakaiannya. Perutnya kelihatan besar. Beliau tahu kalau calon putranya itu kembar. Tapi nggak ngira kalau kembar tiga.)
***
Hari ini kudapatkan foto kliping, potongan berita tentangmu dan kelahiran si kembar tiga. Kuanggap itu sebuah kenangan bersejarah bagiku. Itu kiriman foto dari Lik Aswad yang menetap di Kalimantan. Kebetulan Lik Aswad menyimpannya.
Ada rasa haru kala membaca berita itu. Berita yang cukup singkat. Tanpa ada nama ketiga kembar itu. Cukup namamu dan lelakimu tercantum di sana. Kembar tigamu hanya dituliskan ciri kulit dan berat badan.
Aku, salah satu dari dua kembar yang masih hidup, dan memiliki tiga buah hati, merasakan bagaimana beratnya hamil dan bertaruh nyawa untuk melahirkan. Itupun hamil dan melahirkan satu bayi.
Sementara engkau hamil tiga bayi. Untuk bayinya saja sudah sepuluh kilogram. Alangkah beratnya bebanmu. Belum lagi perasaan saat merawat anak baik saat sehat maupun sakit.
Perjuanganmu pasti lebih berat. Kuyakin itu, ibu. Hanya doa yang bisa kukirimkan, semoga perjuanganmu berladang pahala dan kuburmu selalu dilapangkan.Â
Branjang, 26 November 2021