Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kekasihku Seorang Youtuber

4 September 2020   13:11 Diperbarui: 4 September 2020   13:07 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam ini aku masih mengutak-atik konten pembelajaran untuk kuupload ke channel YouTube-ku. Meski tak rapi, kuharap konten pembelajaran ini bisa membantu siswaku dalam memahami materi pelajaran.

Ya aku harus kreatif dalam memberikan materi pelajaran di masa pandemi covid 19 ini. Jadi meski lelah dan pusing karena harus berlama-lama di depan HP atau laptop, kujalani saja.

Biasanya untuk mengedit video, aku meminta bantuan mas Refan, kekasihku. Namun, rasanya waktu-waktu ini tak mungkin aku mengganggunya.

Mas Refan sibuk dengan channel YouTube-nya sendiri. Channel itu belum lama dibuat, tetapi dalam waktu singkat bisa mendapatkan respon luar biasa dari pengunjung YT. Subscribernya pun lumayan. 

Dari hari ke hari subscriber bertambah. Memang konten pada channel mas Refan sangat kreatif sekaligus mendidik dan menghibur.

"Kamu juga ikut seneng kan, dik?" tanyanya di bulan pertama channelnya laris manis.

Aku mengangguk. Rupanya dia memang cukup berpotensi untuk menjadi Youtuber yang terkenal dan handal. 

***

"Mas Refan, beneran berita di FB kalau dekat sama Humaira?"

Aku membaca komentar yang muncul pada kolom komentar di channel mas Refan. Tampaknya ada subscriber yang tak mempercayai hubungan kami.

"Kok sama dia sih, mas?" Tanya subscriber lainnya.

Kuhela nafas. Rupanya menjadi orang dekat mas Refan tak seenak saat dia belum tenar. Rasanya kurang nyaman.

Aku sih maklum dan sadar kalau berwajah ndeso, sementara mas Refan wajahnya tampan. Bagai langit dan bumi. Kalau duduk bersebelahan terlihat tidak serasi sama sekali.

Jujur, dulu saat mas Refan pedekate dan menyatakan perasaannya, aku juga ragu. Banyak perempuan yang berlomba menjadi kekasihnya. Semua cantik dan kekinian.

"Cantik itu kan relatif." Ujarnya dulu.

Aku gamang untuk menjawab iya ataukah tidak mas Refan.

"Cinta bukan perkara cantik dan kekinian kan? Tapi kenyamanan hati."

**

Waktu mas Refan saat ini tersita untuk menyiapkan konten channelnya. Dari hari ke hari, dia sibuk, sibuk dan sibuk. Makanya aku tak boleh mengganggunya. 

"Kamu menyimak live streaming di channelku saja, dik. Nanti malam. Biar konten kamu bisa lebih keren," chat-nya kemarin pagi. Ceritanya dia mau sharing kesuksesannya sebagai Youtuber terkenal.

"Aku kan harus mengoreksi dan merekap tugas siswa, mas. Sampai malam belum tentu selesai."

**

Kumemandangi layar HPku. Kubuka aplikasi WhatsApp. Pada kolom pencarian chat kutulis nama Refan. Seharian ini tak ada chat-nya yang masuk. Memang kemarin pagi dia sempat cerita kalau beberapa hari ke depan dia sibuk webinar. Jadi dia kemungkinan tak bisa menghubungiku.

Hatiku merasa sepi. Malam ini malam Minggu. Memang kami tak biasa keluar rumah untuk kencan. Namun, biasanya kami telpon atau video call-an.

"Ah, mungkin aku harus terbiasa dengan kesibukannya."

**

Hampir seminggu tak ada chat-nya yang masuk. Ya...kukira dia sudah asyik dengan dunianya. Toh aku juga bukan siapa-siapa. Hanya menjadi teman dekatnya. Teman dekat belum tentu menjadi isterinya. 

Untuk menghubunginya, aku juga tak enak. Pernah sekali aku menelponnya saat dia webinar. Apa katanya?

"Aku baik-baik saja. Kamu tak perlu meneleponku dulu."

**

Minggu pagi yang cerah. Kusambut dengan ceria. Tak ada rencana ke manapun. Lebih baik tetap berada di rumah. Rebahan.

"Sayang, kita jalan-jalan yuk!" Notifikasi WA dari mas Refan masuk. Aku malas membukanya. Sejak kapan pula dia menyapaku sayang. Tak kuhiraukan WAnya. Namun, dia malah melakukan video call. Tak kuangkat juga.

"Kok nggak dibales, yang?"

"Aku ada acara, mas." Akhirnya aku membuka dan membalas WAnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun