Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penghargaan dan Balasan di Masa Tua Pak Broto

14 Agustus 2020   10:29 Diperbarui: 15 Agustus 2020   06:41 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.afrid-fransisco.id

Kamu ingat pada pak Broto, guru Sejarah, masa sekolah dulu? Ternyata Pak Broto sudah purna tugas lama. 

Saat ini pak Broto masih sehat dan beraktivitas di sawahnya yang tak seberapa. Setiap pagi, selepas shalat Subuh, dengan cangkul di bahu pak Broto menuju sawahnya yang berjarak satu kilometer dari rumah beliau.

Bersahaja sekali ya! Kamu harus menemuinya kalau pulang kampung lho. Minta maaf sama beliau. Banyak dosa yang kamu perbuat sama beliau kan? Tanpa minta maaf kamu pergi dari kampung. Tak minta restu dari beliau lagi.

Kamu sudah sukses di sini. Tanpa kamu sadari kesuksesanmu, ada doa pak Broto. Juga pak Broto-pak Broto lain atau Bu Broto lainnya. Maksudku doa para guru dari taman kanak-kanak sampai kuliah. Padahal saat kamu sekolah, kamu sering bikin ulah. 

Kamu pasti ingat, dulu Pak Broto kesal denganmu. Di kelas jalan-jalan terus sih! Ganggu temen cewek paling pinter. Nida, dia bintang kelas yang sering jadi korban usilmu. 

"Sudah SMP tapi tingkahmu kayak anak TK," begitu ucap pak Broto saat menegurmu dulu. 

Bukannya minta maaf, kamu malah keluar kelas. Kowe misuh-misuh meneh! Pak Broto mengejarmu, eh kamu memanjat dinding pagar dan tak kembali lagi ke kelas. Bablas!

Badung banget sih kamu! Anehnya kamu kok naik kelas! Sadar nggak, badungmu dibalas dengan kebaikan pak Broto dan bapak ibu guru lain.

Oh iya. Kemarin waktu pulang dan bertemu pak Broto, beliau menanyakan keberadaanmu. Luar biasa! Anak badung sepertimu kok ya masih diingat.

Pak Broto terkekeh.

"Nak, namanya guru itu yang paling diingat itu anak yang paling cerdas dan paling nakal." Pak Broto lebih senang menyebut anak nakal ketimbang badung.

Aku tertawa. Ingat kamu yang akhirnya bisa menikahi Nida, teman cewek yang kamu usili dulu.

**

Kamu tahu nggak, di dinding ruang tamu pak Broto terpajang satu Piagam yang ditandatangani Presiden Republik Indonesia. Tahun 1995. Satyalancana Karya Satya XXX Tahun.

"Itu penghargaan karena bapak mengabdi selama 30 tahun. Jadi kenang-kenangan sekarang ini." Begitu ujar pak Broto.

Keren banget! Guru yang sering dicemooh muridnya, dihormati presiden! Guru yang dianggap menyebalkan muridnya, dinilai tinggi oleh negara. 

Lalu apa balasan dari muridnya? Kamu akan malu kalau mendengar apa balasan yang diinginkan oleh pak Broto dan para guru lain dari muridnya. Soalnya aku juga malu!

"Penghargaan dari negara jadi kenangan masa mengajar. Tapi murid-murid bapak lebih sukses dari bapak, itu balasan yang paling berharga, nak."

**

Kamu bisa menebak 'kan, kenapa aku malu? Kamu benar-benar sukses. Jadi bisnisman terkenal se-Indonesia. Sementara aku, kamu tahu sendirilah, jadi kuli bangunan, buruh dari satu kota ke kota lain seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun