Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki Pecinta Bunga

2 Agustus 2020   00:21 Diperbarui: 2 Agustus 2020   00:15 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pxhere.com

"Bu, aku keluar sebentar ya. Sama pakdhe," suamiku berpamitan saat aku tengah di kamar mandi. Ya...sesiang ini aku baru berani mandi. Akibat cuaca ekstrim. Siang panas sekali. Nah kalau malam hari sampai pagi, udara begitu dingin. Bedhidhing kata orang Jawa.

"Hadehhh... pergi lagi?" Tanyaku dari kamar mandi. Kurasa baru saja dia sampai rumah. Tetapi sekarang sudah mau pergi lagi.

"Iya..."

"Lha ada acara apa?"

"Lihat tanaman..."

Nah...benar kan dugaanku. Pasti pergi lagi gara-gara tanaman. Suamiku memang pecinta bunga atau tanaman hias. Segala tanaman bunga, dia hafal. Aku yang perempuan saja kalah dalam hal perbungaan ini.

Saking cintanya dengan bunga, terkadang suami pergi ke perbukitan, kali, hutan pinggir dusun. Demi mendapat bunga secara gratis dari alam. Dan dari kecintaannya terhadap bunga dan tanaman hias, dia sering mendapat celaka.

Saat ke perbukitan di kapanewon atau kecamatan sebelah misalnya, motornya sempat keplorot. Nggak bisa naik, saking jalannya terjal. Akibatnya, pergelangan tangan keseleo karena menahan setang motor. Sampai saat ini belum pulih juga pergelangan tangannya itu.

Urusan pergelangan tangan belum sembuh dan pulih. Beberapa hari yang lalu dia sambat atau mengeluh kalau kakinya bengkak. Aku yang masih sibuk urusan sarapan sudah diminta mengurut kakinya.

"Kok bengkak. Emang kenapa itu, pak?"

"Terperosok di hutan. Tadi malam."

Aku terkaget-kaget. Kukira semalam dia begadang di depan rumah bareng bapak-bapak lain seperti biasanya. Ternyata tidak. Mereka pergi ke hutan. 

"Nyari taneman," ceritanya lagi.

Aku menghela nafas panjang. Dalam waktu seminggu kok selalu ada bagian tubuhnya yang bermasalah.

Lagi-lagi dia meminta kakinya diurut. 

"Iya. Bentar to, pak. Aku parutkan jahe dan kencur dulu. Nanti dibaluri dan diurut sendiri ya..." ucapku dari dapur.

Setelah masakan untuk sarapan telah matang, segera kuambil jahe dan kencur di kulkas. Lalu kuparut rempah-rempah yang bisa mengatasi bengkak itu. Baru kemudian kumasukkan ke dalam mangkok plastik kecil. Tak lupa, kutuangi minyak goreng sedikit untuk meratakan.

Sengaja kupilih minyak goreng sebagai campuran pasta jahe dan kencur. Biar bau khasnya tetap ada. Soalnya dulu pernah kucampur dengan minyak urut, baunya malah bikin eneg.

***

Jelang Maghrib suami sampai rumah. Bukannya masuk rumah dan mandi biar bersih dan persiapan shalat Maghrib, malah tetap di luar. Menyiram aneka bunga dan tanaman hiasnya.

Aku geleng-geleng kepala. 

"Sampai rumah tu mandi, pak. Sudah mau Maghrib lho. Malah sibuk dengan bunga..."

"Iya, bune. Santai. Aku sibuk sama bunga beneran kok. Bukan bunga desa," ucapnya enteng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun