Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Masjid Kami Tidak Roboh

16 Juli 2020   23:53 Diperbarui: 19 Juli 2020   08:21 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masjid adalah rumah Allah. Tempat beribadah umat muslim. Ada kedamaian ketika bertandang ke rumah suci itu. 

Begitupun warga kampung kami. Selain menjadi tempat beribadah, masjid juga untuk hidup bersosial. Saling bercengkrama.

Obrolan ringan sampai masalah politik terkadang dibicarakan di sana. Oleh para tetua terutama. Lalu bagi anak muda, obrolan ringan yang terlontar. Tentang persepakbolaan bagi pemuda atau artis Drakor bagi pemudi. Hihihii.

Obrolan tentang harga sembako juga menjadi bahan pembicaraan. Tentu dilakukan para emak. Meski merasa lelah karena mengurusi rumah, mereka tetap saling curhat. Ya mungkin itu bisa menjadikan pikiran mereka lebih fresh.

**

Tiba-tiba pagi ini, warga heboh dengan rencana para pemuda untuk membangun sumur baru di lingkungan masjid. 

Pro kontra terjadi. Anehnya warga yang pro ternyata tidak mengetahui rencana pembuatan sumur baru itu sudah dibahas dengan sesepuh atau warga ataukah belum.

Warga yang kontra malah mereka yang tidak tinggal di kampung. Ya... mereka mengadu nasib ke daerah lain. Mereka meminta rencana membangun sumur baru dipertimbangkan ulang.

Alasannya sumur yang dibangun adalah sumur bor dengan kedalaman antara 20-25 meter. Mereka mengkhawatirkan air resapan dari sumur warga bisa kering.

Ada yang enteng berkomentar bahwa dia belum tahu apakah bisa berdampak seperti itu ataukah tidak.

Ramailah warga dan menjadi saling bersuudzon. Gara-gara perencanaan yang kurang matang. Grusa-grusu kata orang sepuh di kampung kami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun