"Apa tidak merugi, mbah? Kalau normalnya barang seperti ini bisa laku jutaan." ucap seorang pelanggan.Â
Waktu itu pelanggan membeli setrika arang antik.Â
"Lah po rumangsane yen adol barang jutaan iku njur bisa marakke wareg? (Lah apa dikira kalau jualan dengan harga jutaan trus bisa mengenyangkan perut?)" komentar mbah Kromo sambil terkekeh dan sumringah.
"Terus gimana, mbah?"
"Wong dodolan iku ben isa nyandhang resik, papan eyup lan maem wareg.(Orang jualan itu biar bisa berpakaian rapi, rumah teduh dan perut kenyang),"
Mbah Kromo sambil membersihkan barang-barang antiknya.
"Omah wis duwe, sandhangan ya duwe. Apa meneh sing arep digoleki coba? (Rumah, pakaian sudah punya. Lalu apa lagi yang kucari?)"
Pelanggan-pelanggan yang ada di kios mbah Kromo memperhatikan ucapan mbah Kromo yang terbilang sembrono tetapi santai. Tak terpikir jika ada orang yang berniat buruk pada mbah Kromo.
"Adol barang murah we isa kapusan. Apa meneh yen adol barang larang. Dadi sasaran penipuan. (Menjual barang dengan harga murah saja bisa tertipu. Apalagi kalau harganya mahal. Jadi sasaran penipuan)"
"Penipuan?"
"Iyo..."