Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Guruku dan Hujan

24 November 2019   21:48 Diperbarui: 24 November 2019   21:50 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: manado.tribunnews.com

Kami tak mempermasalahkan. Apalagi selama ini, tak ada kecelakaan karena aksi antar jemput itu. Hanya saja ketika musim penghujan, bapak ibu guru kami harus lebih banyak bolak- balik menjemput atau mengantar pulang kami.

Ketika hujan, siswa yang dibonceng hanya dua orang. Khawatir kalau akan terpeleset. Maklum jalan cor blok akan lembab dan licin. Belum lagi mantol hujan yang membuat beban mengendarai motor semakin berat karena hempasan angin.

Tak jarang seragam kami dan pak guru bu guru basah. Pelajaran di kelas pun harus menahan dingin bersama- sama.

Pernah bu Darsih lupa, tak membawa mantol hujan. Maklum ketika berangkat sekolah dari rumah beliau cuaca masih cerah. Namun ketika sampai rumahku dan Antik, ternyata hujan mulai turun.

"Intan, Antik...kenakan mantol kalian ya, nak. Kita segera berangkat...!"

Kami mengangguk. Di tengah perjalanan, hujan semakin deras. Namun bu Darsih terus melajukan motornya. Sesekali tangan kirinya mengusap wajahnya yang terkena deras air hujan.


Sepanjang jalan aku berdoa untuk kesehatan guruku itu. Begitu besar pengorbanan untukku dan teman- temanku. Sesampai di sekolah bu Darsih masih harus menjemput Sefa dan Ninda.

Hari berikutnya aku dan Antik menunggu jemputan bu Darsih. Namun hingga pukul 07.00 bu Darsih tak kunjung tiba. Hingga akhirnya pak Mamad yang menjemput kami.

**

Kenanganku bersama bu Darsih membekas sampai saat ini. Oh iya..alhamdulillah sekarang aku sudah lulus SMA. Aku bekerja sambil kuliah. Aku kuliah sudah tahun ketiga. 

Aku ingin mewujudkan cita- citaku yang pernah kuceritakan pada bu Darsih. Teman- temanku pernah menertawakanku. Aku hampir menangis karenanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun