Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Tlusupan Jelang Pemberangkatan Jenazah

27 September 2019   14:58 Diperbarui: 27 September 2019   14:59 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Tlusupan. Dokpri

Hari ini saya bersama kakak melayat di rumah duka tetangga dusun sebelah dan di rumah duka mertua sepupu.

Ayah tetangga meninggal kemarin siang ketika azan Dhuhur berkumandang. Beliau menderita stroke cukup lama. Sementara bapak mertua sepupu saya menderita infeksi paru- paru. Belum lama kami membezuknya. 

Pihak keluarga sudah berusaha mengajak berobat, ternyata Allah lebih menyayangi mereka berdua. Sesungguhnya semua milik Allah dan akan kembali pada Allah.

**

Akhirnya, kami melayat. Hidup bersosial sudah sepantasnya turut berempati kepada siapa saja yang dikenal, tak perlu pilih- pilih. Kami memilih melayat mendekati waktu jenazah akan diangkatke atau mau diberangkatkan. 

Saya mengamati dari cara pemberangkatan jenazah ada perbedaan. Di keluarga duka dusun sebelah ketika pemberangkatan jenazah diawali dengan pamitan dan doa. Sedangkan di rumah duka keluarga sepupu, ada tambahan ritual sesuai tradisi Jawa. 

Tradisi Tlusupan. Tak semua orang Jawa yang kesripahan melakukan tradisi ini. Sudah banyak ditinggalkan oleh masyarakat Jawa. Berikut videonya.


Informasi dari jogjaprov.go.id, Ritual Tlusupan merupakan bentuk penghormatan, mendoakan kepada orang yang telah meninggal. Dalam istilah jawanya "mikul dhuwur mendhem jero".

Mikul dhuwur (memikul dengan tinggi) berarti menghargai orang tua setinggi-tingginya. Hal ini bermakna bahwa seluruh jasa orang tua harus benar- benar dihargai. Semua petuahnya dituruti, pemberiannya harus dijaga dengan baik. 

Mendhem jero (mengubur dalam-dalam). Ada aturan ketika mengubur jenazah. Kedalaman lubang kubur adalah setinggi tubuh posisi berdiri. Bahkan itu juga diatur dalam agama, bagaimana cara menguburkan jenazah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun