"Nita adalah perempuan baik, Ndro. Jangan kecewakan dia..."
Hanya kalimat itu yang terucap dari mulutku. Aku tak mungkin mengungkit nama Pipit kalau Andro belum cerita sama sekali.
"Iya. Sudah kubilang kan tadi. Pernikahanku ini menjadi akhir petualanganku. Aku tahu diri. Aku menikahi Nita sudah membawa anak. Kebetulan mereka sudah dekat..."
Aku belum menanggapi cerita Andro.Â
"Nita itu gurunya Pipit, anakku. Nita bisa telaten menghadapi Pipit. Jadi begitulah, akhirnya hatiku luluh juga melihat kedekatan mereka..."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!