Risih juga dengan kelakuan laki-laki itu. Terpaksa aku menyalami ayah Husna.Â
"Oke, bu guru yang cantik. Aku pergi dulu. Titip Husna ya. Nanti aku jemput dia tepat waktu. Biar kamu nggak khawatir. Aku tahu kok, kamu mengkhawatirkanku..."
Laki-laki itu tersenyum dan berpamitan. Â
*
Jam istirahat. Aku masih berada di kelas. Kuperhatikan Husna tak bersemangat belajar.Â
"Aku benci ayah, bu guru..."
Aku memahami perasaan Husna. Dia merasa tak diperhatikan ayahnya. Hanya ayah yang diandalkannya untuk lebih menyayanginya.Â
"Sejak ada tante itu ayah lupa sama Husna, bu guru. Aku benci tante itu. Ayah Husna hanya milik Husna..."
Kubiarkan dia meluapkan perasaannya.Â
"Husna, kamu nggak boleh gitu ya. Kamu harus jadi anak shalihah..."
Husna masih mencoba memprotes ucapanku.Â