Husna langsung berlari ke dalam kelas. Tak dihiraukannya suara ayah dan ibunya.Â
*
"Kamu pandai berbohong sekarang..."
Ayah Husna tertawa mendengar penghakiman dariku. Iya. Aku menghakiminya karena dia membohongi Husna. Aku kesal karenanya.Â
"Dari mana kamu tahu aku bohong, Put? Ternyata kamu kepo juga sama aktivitasku ya..."
"Sudah, pak. Lebih baik bapak segera pergi. Nanti siang silakan jemput Husna..."
Aku mengalihkan pembicaraan ayah Husna itu.Â
"Sepertinya kamu sudah lupa sama nama ayah Husna ya, Put. Kita kenalan lagi yuk..."
Tawa ayah Husna itu meledak. Dia mengulurkan tangan, mengajakku bersalaman. Segera kuusir dia. Aku merasa tak enak pada orangtua siswa yang hilir mudik mengantar putra-putrinya.Â
Tangan ayah Husna masih terulur.Â
"Aku tak akan pergi kalau kamu tak membalas uluran tanganku, Put...