Waktu ishoma tiba. Aku menuju mushola bersama Pak Widi. Dalam perjalanan ke mushola kusapukan pandanganku ke kanan kiri. Kucari sosok mungil itu. Dia makan dulu atau shalat dulu. Ah... tiba- tiba aku merasa bodoh. Kenapa tadi aku tak WA dia dulu? Biar bisa janjian shalat atau makan duluan.
Ku lihat antrian panjang pada tempat prasmanan. Sepertinya sih Sherly belum ada di sana. Otakku benar-benar jadi kacau. Aku belum sempat telfon bapaknya Sherly lagi. Banyak peserta diklat yang tanya  tugas tadi pas rehat sebentar.
Rasa takut tiba-tiba kurasakan di relung hati. Aku belum pernah bersua dengan orangtua Sherly. Dulu pas Sherly wisuda aku ogah-ogahan datang ke GOR kampus.
***
Selesai shalat, tiba-tiba suara Sherly terdengar. Ah rupanya dia juga shalat dulu ketimbang makan.
Kudekati dia yang tengah ngobrol dengan temannya sambil mengenakan sepatu.
"Sher, bisa bicara sebentar...?"
Sekilas dia terdiam, menyelesaikan obrolan mereka. Dia mendekatiku. Di saat bersamaan pak Widi juga keluar dari mushola. Sherly menyalami Pak Widi. Mereka berbincang sebentar.
Pak Widi menuju tempat makan khusus untuk para instruktur. Sedangkan aku lebih memilih di tempat makan para peserta diklat.
Biar saja aku dinilai aneh. Wong aku memang kacau hari ini.
Aku mengikuti langkah Sherly. Kebetulan ada meja untuk kami berdua.