Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Saat Kau Tak di Sini

8 Desember 2018   17:05 Diperbarui: 8 Desember 2018   17:29 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Risa termangu membaca pesan yang masuk siang ini. Dari kabar kakaknya kalau keponakan tercinta drop lagi.

Fikri, keponakan Risa, baru berumur 9 bulan. Tak disangka mengalami koma hampir satu bulan. Simpang siur penyebab sakitnya Fikri. Yang jelas selama dia dirawat di RS Risa bergantian piket untuk menjaga Fikri. Ketika menjaga si keponakan pastilah bersama ibunda Risa.

"Aku pamit dulu ya, Bu...", Ujar Risa kepada seniornya di kantor.

"Fikri sekarang drop. Jadi saya harus segera ke RS..."

Beruntunglah seniornya memahami kondisi Risa.

"Ya, Bu Risa. Hati-hati..."

***

Risa tak banyak cerita tentang kondisi si keponakan tercinta. Dia sering cerita ke teman kantor yang meja kerjanya berdekatan dengannya.

"Semoga Fikri mendapat jalan terbaik, Bu...", Ujar Bu Tini.

Risa bercerita bahwa semalam Fikri mengalami drop tiga kali. Siang ini mengalami hal serupa.

Risa pasrah. Melihat si kecil yang lucu, menggemaskan tiba-tiba harus mengalami dan merasakan sakit yang membuatnya tak sadar selama berhari-hari. Tak tega Risa melihatnya. Selang, tabung oksigen dan alat-alat kedokteran yang tak dipahaminya terpasang di bagian tubuh Fikri yang lemah.

Dalam perjalanan tak henti-hentinya Risa mengingat dan terkenang masa-masa sehat Fikri. Senyum lucu dan menggemaskan dilihatnya sepulang kerja. Ibu Fikri pulang sore.

Dengan mata berkaca-kaca Risa melajukan motornya. Terasa lama sekali menuju RS. Hampa. Kosong. Dalam hatinya dia berdoa agar Fikri diberikan jalan yang terbaik.

***

Saat ini, di saat malam tiba, rumah  terasa sepi. Ya... Sepi. Sudah sebulan ini rumah nyaris tak berpenghuni. Semuanya secara bergantian ke RS demi menemani Fikri.

Risa memandangi swafoto bersama Fikri. Foto yang akan menjadi kenangan indah selamanya.

Risa mengambil laptopnya. Semua file foto si kecil Fikri ada di sana. Dibukanya Ms Word.

Risa mengetik perlahan, dadanya sesak mengingat derita Fikri.

Rasanya baru kemarin aku menggendongmu, merawatmu kalau kamu ditinggal kerja. Hampir sebulan penuh Bulik dan Simbah putri merawatmu. Kamu seperti anakku sendiri. Tapi kini Allah berkehendak lain. Kamu tak di sini lagi. Allah-lah yang akan merawatmu bersama bidadari di surga. Kamu sudah tak merasakan sakit. Kamu sudah sembuh. Sudah bahagia. Semoga kamu bisa menjadi tabungan akhirat untuk ibu, bapak dan keluargamu. Aamiin. Bulik sayang kamu, Fikri.

                      ***Tamat***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun