Saya beberapa kali ditanya seperti ini; Apakah kamu mengingat semua isi buku-buku yang kamu baca itu? Â dan saya menjawab; saya tidak mengingat semua isi buku-buku tersebut! Â Jika tidak mengingat semua isi buku. Lalu, mengapa harus dan terus membaca? Saya punya beberapa jawaban sederhana berdasarkan pengalaman pribadi di dunia perbukuan (membaca).
1). Begini, begini bro dan sist. Â Membaca itu melibatkan kesadaran kita dan bawah sadar kita. Kesadaran kita tidak mampu mengingat banyak hal (kapasitas otak terbatas). Namun, bawa sadar kita membantu menyimpannya. Apa yang pernah kita baca akan muncul ketika ada asosiasi atau konteks yang membangkitkan bawah sadar kita. Contohnya, begitu orang membicarakan suatu topik, di situ akan terpikir ; ohh, saya pernah baca di buku ini, Â begini, begitu dst.
2). Membaca itu kerja memahami bukan menghafal. Jadi memahami itu tidak bisa secara teks (tersurat) melainkan tersirat. Sehingga, kita tidak bisa mengingat semua isi buku (teks), namun kita akan memahami ( ini berkaitan juga dengan poin satu).
3). Membaca adalah aktifitas membentuk pikiran. Apa yang kita baca, secara sadar. Kita tidak ingat,tapi secara tak sadar (tidak disadari) membantu memperkuat pikiran kita; daya analisis, memberi ragam perspektif dan lainnya.Â
Contoh, ketika kita membaca buku sosiologi dan Politik. Sehingga, ketika ada sebuah fenomena atau Masalah, maka analisis dan perspektif sosiologi dan politik akan cenderung mempengaruhi cara kita memahami, dan mengambil keputusan terhadap sebuah masalah, termasuk memprediksi konsekuensinya.
Tiga jawaban ini menurut pengalaman dan pemahaman pribadi saya, terkait pertanyaan utama artikel ini. Semoga jawaban ini membantu kamu yang sering bertanya demikian, sekaligus menguatkan kamu yang pesimis dengan membaca.