Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik

Siapa Sih Ahok, Sampai Demo Harus Berjilid-jilid?

30 November 2016   13:50 Diperbarui: 30 November 2016   13:55 2724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Maka tekanan ke negara harus diberikan kembali, jika Jokowi tidak segera menangkap dan memenjarakan Ahok maka NKRI terancam bubar, kata professor itu tadi. Anda lihat, tesis saya bahwa NKRI bisa bubar mulai mendapat dukungan, dari seorang professor lagi. Saya tidak tau seberapa kuat professor ini mampu memberikan tekanan, tetapi tampaknya hanya sampai tingkat menggelikan. Maka tekanan lebih besar harus dibuat lagi, demo jilid-3 must go on. Asyiiiik … kami yang bukan warga DKI mendapat tontonan sinetron bergenre baru. Anak saya sih tetap bertahan pada tontonan kesayangannya, Upin dan Ipin.

Perlu diketahui, persengketaan Ahok ini telah menghasilkan banyak tulisan yang masuk kategori pilihan dan headline di kompasiana. gara-gara Ahok, motivasi kompasianer membuat tulisan melonjak tinggi. Jadi bermanfaat juga kan, Ahok telah menjadi motivator.

‘3. Siapa sih Ahok?

Yang pasti, Ahok tidak mengenal saya. Saya juga tidak mengenal Ahok, tetapi saya mendengar beberapa gosip tentang dia. Gosip ke-1 : sungai-sungai di Jakarta bersih karena Ahok, gosip ke-2 : ruang terbuka hijau di Jakarta makin luas dan tertata karena Ahok, Gosip ke-3 : situ di Jakarta yang dahulunya kumuh dan jorok, kini bersih dan bahkan menjadi tempat wisata lokal, katanya itu karena Ahok. Gosip ke-4 : Ahok membangun banyak infrastruktur, gosip ke-5: meski serapan anggaran lebih rendah dari gubernur sebelumnya, tetapi Ahok membangun lebih banyak. Gosip ke-6 : saya lihat sendiri, dulu teman yang pegawai pemda DKI berangkat ke kantor sesukanya saja. Kadang berangkat pkl 10.00 wib, ajaib sudah pulang pkl 14.00 wib. Sekarang teman itu berangkat pkl 05.00 wib subuh, pulang ke rumah pkl 18.00 WIB (karena macet). Karena saban hari saya lewat BKT (Banjir Kanal Timur), saya lihat sendiri pinggiran BKT itu menjadi tempat nyaman berolahraga pagi karena bersih dan asri. Maka ini tidak termasuk gosip, meski saya tidak tahu itu karena siapa, barangkali karena om Djarot ya.

Bukan ini yang membuat saya heran. Siapa atau seperti apa Ahok ini, saya pengen ketemu dan menguji nyali bersama dia, kok ya sebegitu besarnya ketakutan terhadap dia, sampai membuat orang-orang tidak sabar dan menahan nafas menunggu proses sidang, sampai ratusan ribu manusia harus dikerahkan menekan negara agar segera menangkap dan memenjarakan Ahok, sebegitu hebatkah Ahok?

Sebenarnya orang lain juga sering mengucapkan seperti yang diucapkan Ahok, ucapan yang membuat Ahok jadi tersangka, videonya bahkan beredar di medsos. Bahkan orang yang sama mengatakan Pancasila Sukarno di pantat, Pancasila Piagam Jakarta di kepala, tetapi hanya Ahok yang harus dilawan dan dipenjarakan. Itu membuktikan betapa besar pengaruh Ahok, betapa Ahok sangat ditakuti, sekaligus membuktikan betapa kecil pengaruh orang yang menghina Pancasila itu, orang yang dicuekin.

Saya jadi tertantang menguji nyali melawan Ahok ini, yaitu menelusuri sungai Ciliwung dari hulu sampai hilir, dengan sampan kayu. Katanya sungai Ciliwung sekarang lebih bersih dibanding zaman pak kumis Foke. Atau kalau Ahok bisa kungfu, aku ingin menantangnya dengan pencak silat di depan Balai Kota, atau di puncak Monas sekalian.

Siapa sih Ahok?, namanya menyita semua halaman di medsos, meski sedang menghadapi tuduhan penistaan agama tetapi foto-fotonya di medsos tetap cengengesan dan percaya diri, kok senyumnya tetap cerah sih, percaya diri banget ya. Jangan-jangan karena memang dia tidak bersalah.

Seandainya saya warga DKI, sangat ingin kutusuk matanya di bilik suara.

‘4. Demo Jilid-4 dan seterusnya

Melihat betapa hebatnya Ahok ini, saya menjadi yakin bahwa tidak cukup sampai demo jilid-3 untuk melawan dan menumbangkannya, harus ada demo jilid-4 dan jilid-jilid berikutnya, sampai Ahok tumbang terkapar, atau sampai Ahok diusir dari NKRI. Sebabnya, penjara tidak cukup untuk mengerangkeng seorang Ahok. Kuburan bagaimana?, itupun tidak cukup. Tan Malaka dulu berkata, dari liang kubur suaraku akan terdengar lebih lantang dan keras, dan ternyata Tan Malaka benar. Lagi pula kuburan bisa mengubah seseorang menjadi martir, martir itu sangat berbahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun