Tak ku sangka mereka mempunyai pasukan yang banyak bahkan jumlah pasukan kami setengah dari pasukan mereka.
Akankah kami menang? Rasa kecemasan mulai tumbuh di jiwaku.
Valir salah satu penyihir serta panglima perang di desa datang menemui ku di atas gerbang pertahanan.
"Kapten, pasukan kita kalah jumlah dengan mereka. Mereka sangat banyak."
"Jangan takut! Kita pasti menang!"
"Cahaya bersama kita! Pertahankan namamu! Pertahankan arcane!" ucap valir sembari memotivasi pasukan yang sedang bersiaga.
"Untuk cahaya! Demi arcane!" Serentak teriakan pasukan desa arcane.
Teriakan tersebut menaikkan semangatku.
Gerbang di buka dan perang pun di mulai.
Banyak darah yang tumpah. Satu persatu merelakan nyawa untuk membela arcane.
Aku segera mengasingkan anak, istriku dan kepala desa serta petinggi desa yang lainnya.