"Juwita adalah seorang perempuan sederhana yang kucintai diam-diam, bukan bunga desa yang dielu-elukan banyak orang, melainkan rahasia kecil yang selalu hidup dalam setiap doa dan tulisan."
Definisi Juwita dalam Bahasa dan Kehidupan
Kata juwita dalam bahasa klasik Indonesia berarti cantik atau elok, dan biasanya digunakan untuk menyebut seorang gadis atau wanita. Definisi ini memang sederhana, tetapi bagi saya, kata tersebut memiliki makna yang lebih dalam. Juwita adalah panggilan pribadi yang saya sematkan kepada seseorang yang begitu berarti dalam hidup saya. Ia bukan selebritas, bukan pula "bunga desa" yang menjadi pusat perhatian banyak orang. Ia hanyalah seorang perempuan sederhana yang menjalani hari-harinya seperti biasa, tetapi kehadirannya membawa pengaruh yang luar biasa bagi saya. Dalam pandangan saya, dialah wujud nyata dari kata klasik yang jarang digunakan itu.
Kesederhanaan yang Membuat Istimewa
Secara kasat mata, ia tampak seperti gadis kebanyakan. Ia seorang mahasiswi yang rajin belajar, aktif mengikuti organisasi kampus, dan gemar menulis catatan kecil tentang kehidupannya sehari-hari. Namun, justru kesederhanaan itulah yang menjadikannya istimewa. Juwita saya memiliki kemampuan untuk membuat orang lain merasa nyaman tanpa harus banyak bicara. Ia mendengarkan dengan sabar, menanggapi dengan tenang, dan selalu memberikan energi positif kepada orang-orang di sekitarnya. Tidak ada sorak-sorai yang mengiringi langkahnya, tetapi selalu ada keteduhan yang tertinggal setiap kali ia hadir. Keanggunannya bukanlah sesuatu yang dibuat-buat, melainkan sesuatu yang alami dan tulus.
Pelajaran dari Seorang Juwita
Lebih dari sekadar penampilan, ia mengajarkan saya banyak hal penting dalam hidup. Dari juwita ini saya belajar bahwa cinta tidak harus dimiliki untuk bisa dirasakan. Ia menunjukkan bahwa penghormatan, doa, dan apresiasi sederhana juga merupakan bentuk cinta yang nyata. Ia mungkin tidak pernah sadar bahwa dirinya menjadi sumber inspirasi bagi saya, tetapi tanpa sadar, dari cara ia bersikap, saya memahami arti ketulusan yang sesungguhnya. Ia adalah pengingat bahwa cinta bisa hadir tanpa pamrih, bahwa kekaguman bisa tetap hidup meski tersembunyi. Karena itulah saya menuliskan kisah ini: sebagai bentuk penghormatan pada satu kata klasik yang saya temukan artinya dalam dirinya.
Senja dan Senyumnya
Ketika senja merona di ufuk barat, saya sering menemukan diriku hanya ingin melihatnya tersenyum. Senyum itu sederhana, tidak berlebihan, tetapi cukup membuat dunia terasa berhenti sejenak. Di bawah cahaya jingga sore, juwita itu tampak seperti bagian dari lukisan indah yang tidak akan pernah membosankan untuk dipandang. Senyumnya bagaikan jeda dari segala kesibukan dan penat yang saya jalani setiap hari. Orang lain mungkin melihat senyumnya biasa saja, tetapi bagi saya senyumnya adalah hadiah kecil yang selalu saya nantikan. Senyum itulah yang menjadikan senja terasa lebih berarti, seolah-olah langit pun ikut menyimpan rahasia tentang perasaan yang saya pendam.
Rahasia yang Saya Simpan
Ada sesuatu dalam tatapannya yang membuat saya sulit berpaling. Sorot matanya seakan mampu menenangkan badai yang bergejolak dalam diri saya. Tidak ada kata-kata yang cukup kuat untuk menggambarkan bagaimana tatapannya mampu meredakan resah. Ia bukan bunga desa yang dielu-elukan, melainkan rahasia yang saya simpan hanya untuk diri saya sendiri. Menyebutnya juwita adalah cara saya menjaga perasaan ini tetap indah, tanpa harus merusak kenyataan yang ada. Di dalam doa, saya menyebut namanya pelan, berharap semesta menjaga langkah-langkahnya. Mungkin ia tidak pernah tahu, tetapi bagi saya ia adalah puisi yang hidup, yang selalu mengisi ruang sunyi dalam hati.
Pengakuan dalam Tulisan
Tulisan ini adalah pengakuan paling jujur yang bisa saya berikan. Saya tidak pernah berani menyatakannya langsung, karena rasa takut kehilangan lebih besar daripada keinginan untuk memiliki. Namun, dengan menulis, saya setidaknya bisa memberi ruang pada perasaan yang lama terpendam. Jika suatu hari ia membaca tulisan ini, mungkin ia hanya akan tersenyum dan menganggapnya sebagai cerita biasa. Tetapi bagi saya, setiap kata adalah keberanian kecil untuk berkata bahwa saya mencintainya. Cinta ini sederhana, tidak menuntut balasan, hanya ingin bertahan dalam diam. Dan mungkin, hanya lewat tulisan inilah saya bisa mengabadikannya dengan satu kata klasik yang indah: juwita.