Mohon tunggu...
jonansaleh
jonansaleh Mohon Tunggu... Ilustrator - Hands are the second thought

Tangan adalah pena dari pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

My Status is Mind's Pen

2 Juni 2017   19:24 Diperbarui: 2 Juni 2017   19:50 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

My status

What I mean is pilihan kata dan atau kalimat yang kita pampang dalam laman media sosial kita. Telah banyak orang yang sudah sering mengulas perihal our media status ini, baik melalui media main stream atau melalui social media itself. Menurut hemat penulis, baiknya hal ini perlu dilihat lagi dari sudut pandang yang berbeda dengan harapan ada yang meluangkan sejenak matanya melirik dan membaca tulisan ini, lebihnya maybe it can be  enrich our pengetahuan sehingga bisa menentukan pilihan terhadap status yang kita layangkan pada medsos. 

Batasannya apa? 

Sometimes, sebagai pengguna aktif medsos pertanyaan ini muncul dalam benak kita. Emang ia!? Ada batasannya? Ya. Sudah pasti ada. Jika demikian, sejauh mana layangan status  yang disebarkan perlu dibatasi? Pertanyaan demi pertanyaan ini membosankan juga. Satu dua dan ratusan tema status yang kita pampang dan kita baca dalam dunia maya rasa-rasanya tak ada pembatas yang berarti. Secara hukum, meskipun telah ada Undang-Undang yang mengatur lalu-lintas pergumulan kita dalam dunia maya tetap masih ada saja users yang tidak mematuhinya. Memang, terdapat banyak aneka dan pengklasifikasian user dalam medsos. 

Dari sepersekiannya, maybe hanya terdapat seperempat yang benar-banar menggunakannya secara paham penuh kesadaran. Dan masih banyak juga yang membawa pengaruh positif menyebarkan pengetahuan dan membawa kesejukan. Lainnya, aahhh,..ahh lihat saja akibatnya. Sudah tak terhitung lagi yang berurusan dengan hukum karena tak mengerti batasan yang dipakai. Berdalil ego dan sok tahu seadanya, status dibuat seakan menarik perhatian. Padahal. Preeett. Senjata makan yang empunya. Termasuk fenomena persecution hari-hari ini. 

Status is Mind's Pen

My status is mind's pen. Tidaklah berlebihan jika saya berani mengatakan bahwa status kita adalah pena dari pikiran kita. Seberapa bernilainya penghargaan kita terhadap pikiran kita demikian pun pena yang menulis dan mengarahkannya bagaimana dan kemana. Sumber dari segala gerakan pena kita berawal dari buah pikiran kita. My status adalah cerminan dari diri dan siapa kita. Pengetahuan dan pengalaman yang kita tuangkan in our status adalah cermin. Bisa saja, in a certain time dapat saja menjadi buruk muka. Bukan tidak mungkin kita membelahnya. Yang malu adalah diri kita sendiri, the owner of status. Kesombongan dan merasa diri brilian adalah awal dari kelumpuhan pena hidup kita. Memercik muka sendiri bukan hal yang kita inginkan. Semoga saja, pena yang menjadi bagian dari diri kita tidak terombang-ambing oleh tinta berkualitas rendah. Mari, sekali lagi asah pikiran kita lebih jernih agar menghasilkan kelokan tinta yang bernilai. Tak perlu bertinta emas. Tak perlu mumpuni. Bersahaja dan tahu batasan adalah kompas bagi keberlangsungan hidup kita. Sampai di sini dulu. 

Ah,, kuambil penaku dulu sambil kembali tunduk pada hati dan pikiran. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun