Tak hendak aku berpanjang kata. Nantilah pasal 'sekolah khusus pemandu wisata lokal' itu kita jadikan menu pendamping di atas meja. Pun beliung-beliung yang seyogyanya dipakai menggali sedikit lebih dalam perbendaharaan di balik parade foto yang kulampirkan.
Dengan demikian, kiranya tamu-tamu kehormatan yang datang ke kotaku tak sekadar mengabadikan kulit, merekam cangkang, dan bercengkerama di permukaan. Seperti menyeruput secangkir kopi, ada sesuatu yang jauh lebih berharga di balik yang kasat mata. Mari. (GM)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!