Mohon tunggu...
Gus Memet
Gus Memet Mohon Tunggu... Relawan - Santri Kafir

Ada dari satu suku kata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

OOTKK*) Empat, The Club

25 Juni 2021   02:15 Diperbarui: 25 Juni 2021   10:19 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

The Club terawa berderai-derai, bersaing dengan derai-derai akasia. Bahagia sekali mereka tampaknya sore ini, beda dengan yang sebelum-sebelumnya. Disarankan, bagi yang baru membaca di episoda empat ini, agar membaca juga episoda satu sampai tiga. Kasihan kan kalau nggak paham apa yang dibicarakan The Club?

"Ok, sudahi dulu ketawanya, laporan saya belum selesai. OOTKK*) Tiga, lelakon saya paling payah performanya. Cuma dapat tigapuluh satu pembaca plus tiga rating menarik," Pram melanjutkan laporan.

"Sampeyan nggak serius, sih," komentar Mas Sis, "sudah paling pendek, humornya garing pula."

"Setuju. Dek Pram malah terkesan curcol; ngomongin rokok habis lah, stok kopi kritis lah, bensin menipis lah. Trus, soal nomor telpon Tuhan itu, plis lah.., eh plis deh!" Prajoko ikut membantu serangan.

"Well (well yang ke tiga, catat!), bisa saja saya memberi argumen. Tapi sudahlah. Yang penting profil kita sudah eksis di tengah net ijen sesuai titah De Wais."

"Netizen, net ijen...," sergah Yon.

"Well, netizen. Tapi ya gitu, yang baca dikit. Saya takut nggak sesuai harapan De Wais," Pram menutup laporan. "Sekarang saya mau tanya, Om Yon, buat apa sih saya mesti menulis dan mempublikasi semua agenda kita? Bukannya yang penting misi dari De Wais terlaksana? Kita toh nggak butuh tenar."

"Iya, ya. Aneh. Buat apa sih semua ini, Om Yon?" Prajoko baru sadar.

"Corect, rect. Strange. What is it all for,  Uncle John?" Mas Sis nimbrung. Lebih memilih sulih bahasa (benar tidaknya tidak penting benar) daripada ribet mikir sendiri hanya agar tidak mono tone.

Maryono Supreme tersenyum sumringah, "Begini, sesuai titah The Wise..."

Pada waktu itu, di jalan raya di sisi erpitram, kelompok drum band sebuah SLTPS (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Swasta) yang tadi sedang ngaso, rupanya sudah kembali berlatih. Bunyi snare drum dan quarto tom-tom berderum-derum rancak, bass drum berdentum-dentum menggelegar, kencreng symbal ambyar memenuhi udara, melodi bellyra dan french horne gemerincing dan melengking meniti notasi "Come Together"-nya The Beatles di bawah dirigensi stick majorrete yang menghentak sesekali mumbul ke langit, berputar-putar akrobatik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun