Mohon tunggu...
Joko Wahyono
Joko Wahyono Mohon Tunggu... Guru - Praktisi pendidikan, penulis buku dan konten kreator

Pengelola Lembaga Pendidikan, Nara Sumber Seminar, Penulis Buku. Buku yang telah ditulis ; Sekolah Kaya Sekolah Miskin, Guru Kaya Guru Miskin (Gramedia Group) dan Cara AMPUH Merebut Hati Murid (Erlangga Group).

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Penguasaan Kemarahan di Era Digital: Panduan Orangtua untuk Harmoni di Keluarga Era Baru

17 Mei 2024   05:00 Diperbarui: 17 Mei 2024   05:17 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Canva

Di era digital ini, orang tua dihadapkan pada tantangan yang kian kompleks. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana mengatasi kemarahan dalam konteks yang diwarnai oleh teknologi. Kemarahan yang tak terkendali bisa merusak harmoni keluarga, mempengaruhi perkembangan emosional anak-anak, dan bahkan memperburuk hubungan antaranggota keluarga. Oleh karena itu, menguasai kemarahan menjadi krusial untuk menciptakan keluarga yang harmonis.

Minggu Pertama - Pahami Kemarahan Anda
Hari 1-7: Refleksi Diri dan Identifikasi Pemicu Kemarahan
Langkah pertama dalam menguasai kemarahan adalah memahami apa yang memicu emosi tersebut. Luangkan waktu untuk refleksi diri dan coba identifikasi situasi atau perilaku apa yang sering membuat Anda marah. Adakah keterkaitannya dengan stres di tempat kerja, ketidaksepahaman dengan pasangan, atau gangguan dari anak-anak? Memahami pemicu ini adalah kunci untuk mengelolanya.

Teknik Menenangkan Diri Saat Emosi Meninggi
Saat Anda mulai merasakan kemarahan yang meningkat, ada beberapa teknik yang bisa membantu menenangkan diri. Salah satunya adalah teknik pernapasan dalam-dalam: tarik napas dalam, tahan sebentar, dan hembuskan perlahan. Praktik ini bisa membantu menurunkan tingkat stres dan memberi Anda waktu untuk berpikir lebih jernih sebelum bertindak.

Minggu Kedua - Komunikasi Efektif dengan Anak
Hari 8-14: Membangun Jembatan Komunikasi yang Positif
Komunikasi yang baik adalah fondasi dari hubungan yang sehat. Dedikasikan minggu ini untuk membangun jembatan komunikasi yang positif dengan anak-anak. Sediakan waktu khusus setiap hari untuk berbicara dengan mereka tanpa gangguan gadget atau pekerjaan.

Praktik Mendengar Aktif dan Berempati dengan Anak
Selain berbicara, praktik mendengar aktif sangat penting. Dengarkan apa yang anak Anda katakan tanpa interupsi, berikan umpan balik yang menunjukkan bahwa Anda memahami perasaan mereka. Empati adalah kunci; tunjukkan bahwa Anda mengerti dan peduli terhadap apa yang mereka rasakan.


Minggu Ketiga - Interaksi Digital yang Sehat
Hari 15-21: Mempelajari Batasan Waktu Layar dan Penggunaan Media Sosial

Di era digital, penggunaan gadget dan media sosial bisa menjadi pemicu stres dan konflik. Tetapkan batasan waktu layar yang sehat untuk anggota keluarga, termasuk diri Anda sendiri. Diskusikan mengenai bahaya dan manfaat dari media sosial dengan anak-anak.

Kegiatan Keluarga Tanpa Gadget
Gantikan waktu layar dengan kegiatan keluarga yang menyenangkan dan interaktif tanpa gadget. Ajak anak-anak bermain permainan papan, berkebun, atau memasak bersama. Kegiatan ini bisa mempererat hubungan dan mengalihkan perhatian dari gadget.

Minggu Keempat - Konsistensi dan Disiplin
Hari 22-28: Menetapkan Aturan dan Konsekuensi yang Adil
Konsistensi dalam penerapan aturan adalah hal yang penting. Tetapkan aturan yang jelas dan konsekuensi yang adil jika aturan dilanggar. Pastikan semua anggota keluarga memahami dan menyepakati aturan tersebut.

Menjadi Contoh Pengendalian Marah bagi Anak
Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua. Tunjukkan kepada mereka bagaimana cara mengendalikan marah dengan menjadi contoh. Saat Anda mampu mengendalikan kemarahan, anak-anak akan belajar hal yang sama dari Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun