Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Parahnya Kemacetan Samai 2019, Pemprov DKI Salah Paradigma?

6 Juli 2022   04:22 Diperbarui: 6 Juli 2022   07:24 2608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat karateristik perjalanan moda transportasi online dan angkutan umum sebagaimana diungkap berbagai hasil penelitian di atas, maka sangat logis jika transportasi online sebaiknya ditempatkan sebagai mitra angkutan umum. 

Dalam konteks ini, kebijakan harus dibuat  untuk meng-optimal-kan fungsi transportasi oine untuk memperbesar porsi perjalanan dengan angkutan umum. 

Moda transportasi online harus memiliki fungsi utama menjadi feeder atau pengumpan yang membawa para pelaku perjalanan dari atau ke halte atau stasiun atau terminal angkutan umum yang terdekat dari tempat tinggal atau tempatnya beraktifitas.

Ketiga, kendaraan listrik tidak berperan besar mengatasi emisi

Peningkatan emisi terjadi pada kemacetan yang disebabkan oleh naiknya jumlah percepatan dan perlambatan yang dilakukan para oleh pengemudi kendaraan bermotor yang terjebak situasi macet tersebut. 

Hal ini tidak hanya terjadi pada kendaraan dengan mesin BBM, yaitu tapi juga pada kendaraan listrik. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Rhode Island, Amerika Serikat, misalnya, menemukan bahwa konsumsi listrik oleh mobil listrik meningkat antara 4 sampai 5 persen pada kondisi macet.

Suatu studi yang dilakukan peneliti di Transport & Mobility Leuven, Belgia bahkan menemukan bahwa emisi partikulat dari pengereman, friksi ban kendaraan listrik tidaj jauh berbeda dengan yang dilepaskan mobil BBM keluaran terbaru.

Jelas bahwa elektrifikasi bukan solusi utama emisi. Kemacetan adalah persoalan inti yang harus dicarikan solusi.

Keempat, berhenti bermain "claim game"

Kecenderungan akan kembalinya situasi kemacetan di Jakarta seperti pada masa sebelum pandemi tentu merupakan sinyal kuat akan banyaknya pekerjaan rumah di sektor transportasi yang masih harus dikerjakan di ibu kota.

Tidak ada urgensinya untuk buru-buru meng-klaim bahwa turunnya peringkat kemacetan di Jakarta dari 10 besar pada 2019 menjadi peringkat 46 pada 2021 sebagai buah kebijakan transportasi yang sukses (Tempo, 1 Maret 2022, Detik, 11 Februari 2022, Sindonews, 12 Maret 2022).

Kenyataan dan data menunjukkan bahwa waktu tempuh rata-rata di jalan-jalan di DKI Jakarta pada jam-jam sibuk kembali naik sejak dua bulan terakhir dan bahkan nyaris menyamai situasi 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun