Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bahasa Kolonial 23: Prasmanan, Makan Bak Londho Perancis!

6 Januari 2022   08:10 Diperbarui: 25 Mei 2022   23:06 1431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa Kolonial 23: Prasmanan, Makan Bak Londho Perancis (dok. pribadi)

Anda mau makan "bufet"? Berhati-hatilah ini pertanyaan atau tawaran jebakan. 

Kalau Anda faham arti kata "bufet", maka Anda akan tahu bahwa mengiyakan tawaran tadi bisa mencelakai Anda.

Kata "bufet" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring punya 3 arti:

  1. lemari tempat menyimpan makanan atau barang-barang pajangan (hiasan)
  2. tempat berjual minuman, makanan, dan sebagainya di stasiun
  3. hidangan makanan yang disajikan di atas meja dan dipilih sendiri oleh para tamu

Jadi kalau Anda ditawari makan bufet, Anda harus waspada. Jangan sampai Anda ditawari makan lemari atau makan tempat berjual makanan di stasiun seperti definisi ke-1 dan -2 dari KBBI.

Pastikan bahwa Anda ditawari hidangan makanan yang disajikan di atas meja dan bisa Anda pilih sendiri sebagai tamu yang diundang. 


Kata bufet sendiri berasal dari Bahasa Perancis yaitu buffet (dibaca bufe dengan "e" diucapkan secara taling). Menurut kamus bahasa Perancis Larousse, kata buffet dalam bahasa aslinya yaitu Perancis memiliki serangkaian arti yang sama dengan bufet dalam KBBI daring yaitu mebel atau perabot rumah tertentu berupa meja dan lemari panjang, kios beroda di stasiun dan hidangan-hidangan asin dan manis dan minuman yang disajikan dalam suatu resepsi (table garnie de mets sucrés et salés, et de boissons, pour une reception ; ensemble de ces mets et boissons ).

Jadi salah satu arti "bufet" memang hidangan, yaitu makanan dan minuman yang disajikan yang bisa dipilih dan diambil sendiri oleh para tamu. Satu sinonim dari arti ketiga kata bufet ini adalah kata "prasmanan".  

Dalam KBBI daring, kata "prasmanan" memiliki arti: cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.

Kata "prasmanan" inilah yang sering kita anggap sebagai kata yang lebih Indonesia ketimbang kata "bufet".

Benarkah kata "prasmanan" adalah kata asli nusantara dan bukan kata serapan seperti kata "bufet"?

Dugaan saya yang pertama adalah bahwa kata "prasmanan" berasal dari "pra-" dan "-smanan".

Kalau suku kata "pra-" bisa diartikan sebagai "sebelum", maka saya gagal menemukan kata melayu atau sansekerta atau nusantara untuk "-smanan".  Satu-satunya kata yang saya temukan adalah "Semanan" yaitu nama sebuah kelurahan di kecamatan Kalideres di Jakarta Barat.

Dugaan saya yang pertama pun gugurlah.

Dugaan saya yang kedua adalah bahwa kata "prasmanan", seperti kata "bufet" adalah sebuah kata serapan.

Saya kembali ke definisi "bufet" atau buffet sebagai hidangan yang bisa dipilih sendiri oleh para tamu. 

Bufet hidangan pencuci mulut gaya Chatillon-Plessis  (sumber: Wikimedia/ jpbrigand2)
Bufet hidangan pencuci mulut gaya Chatillon-Plessis  (sumber: Wikimedia/ jpbrigand2)

Menurut buku Pedoman Perempuan Dunia (Le guide de la femme du monde) karya La Marquise de Pompeillan (1898), tradisi menyajikan makanan secara buffet merupakan tradisi penyajian hidangan yang dikenal sebagai gaya Perancis (service a la francaise).

Sebagai kalangan elit, sosialita, atau kelas atas di Hindia Belanda dahulu kala, bisa dimengerti bahwa para penjajah Belanda, para meneer dan mevrouw londho Belanda di nusantara dulu juga mengacu pada cara berpesta atau menghidangkan makanan a la francaise atau gaya Perancis tersebut.

Nah, bagaimana kata "prasmanan" hadir?

Dalam bahasa Belanda, orang Perancis disebut sebagai "Fransman".  Misalnya cara menghidangkan makanan secara bufet akan disebut sebagai cara menghidangkan "zoals de fransman".

Mungkin para meneer dan mevrouw itu lantas menyuruh para pegawainya yang pribumi nusantara untuk menyiapkan hidangan "zoals de fransman", seperti orang Perancis.

Para jongos (jongens) saudara-saudari para pendahulu kita itulah yang menyebut hidangan "fransman" menjadi "prasman". 

Akhiran "-an" yang ditambahkan memberi arti "seperti": "fransman-an", "prasman-an" menjadi "prasmanan".

Begitulah menurut saya kata "prasmanan" terbentuk pada jaman dahulu kala. 

Bukan sepenuhnya kata serapan, tapi juga bukan sepenuhnya kata asli bahasa di nusantara.

Baca juga:

Bahasa Kolonia 3: Londho Didong, Siapa Itu?

Bahasa Kolonial 22: Peneliti? Mengapa Bukan Pencari?

Bahasa Kolonial 21: Taoen Baru dan Belanda yang Kebingungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun