Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

4 Kompasiana Awardees 2021? Mengecewakan!

28 November 2021   16:54 Diperbarui: 29 November 2021   05:05 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keempat Kompasiana 2021 Awardees yang mengecewakan (sumber: edit sendiri dari foto-foto Kompasiana)

Gelaran Kompasianival 2021 telah klaar. Beberapa nominees pun telah menjadi awardees.

Kompasiana negara bebas, Indonesia apalagi. Selagi masih hangat gelombang-gelombang, euforia maupun umpan-umpan Kompasianival 2021, maka mau tak mau saya harus mengatakan: betapa mengecewakannya keempat orang Kompasiana Awardees 2021!

Keempat awardees yang sangat mengecewakan itu adalah Pak Tonny Syiariel (The Best in Specific Interest & People Choice), Kae Guido Arisso (The Best in Citizen Journalism), Brok David Abdullah (The Best in Opinion), dan Bang Indra Rahadian (The Best in Fiction).

Bagaimana mereka bisa mengecewakan? Berikut saya ulas tuntas hal itu satu per satu.

Pak Tonny Syiariel

Membaca tulisan Pak Tonny tentang berbagai tempat wisata dunia ini selalu teramat asyik. Foto-foto panorama tempat tempat yang dikunjunginya benar-benar memesona, selalu berkualitas tinggi, membuat mata betah memandangi, dan tak pernah tegen licht!

Ulasan Pak Tonny membuat halaman Kompasiana seketika itu juga berubah menjadi National Geographic yang dahsyat!

Namun demikian, sebagai awardee, Beliau ini sangat mengecewakan. Mengapa demikian?

Karena apa yang beliau ulas dengan indah namun lugas itu, di musim pandemi ini hanyalah mimpi.

Jangankan bisa pergi terbang ke ke danau indah di Slovenia,  Serbia, Toba atau pulau-pulau memesona di Halmahera, bisa pergi ke mal untuk beli es boba buat kebanyakan dari kita di saat pandemi ini tentu sudah bikin girang koprol tak terkira!

Kae Guido Arisso

Petani cengkeh generasi milenial ini secara tajam memadukan apa yang menjadi keresahan para petani muda di Bajo, Manggarai Barat di Nusa Tenggara Timur dengan filosofi hidupnya yang kental dengan faham teologi pembebasan ajaran Gustavo Gutierrez dan ekologi ala Leonardo Boff.

Hasil perenungan dan pengendapannya di kebun cengkeh selalu sedap untuk dikecap, sepahit dan sewangi kopi Bajo.

Yang mengecewakan adalah obsesinya pada mahluk astral lokal yang bernama "kakartana". 

Kakartana, di satu sisi, diyakini kae Guido sebagai mahluk astral berkelamin betina yang setiap saat siap menyadap lemas para perjaka yang tersesat di hutan. Namun pada sisi lain, mahluk diyakini beliau sebagai mahluk astral berkelamin betina yang bisa diperistri oleh petani pria yang beruntung (varian domestik ini konon disebut sebagai kakartani)!

Satu teka teki saja dari saya untuk kae Guido: "ayam, ayam apa yang bisa nelefon?"

"Aaa yambener aja..."

Brok David Abdullah

Opini penulis milenial ini merambah ke semua aspek yang paling aktual dalam hidup kita dengan ketajaman analisa yang luar biasa.

Tapi jauh dari membosankan, tulisan Brok David yang aktifis kaum rebahan ini selalu sangat ciamik untuk dibaca. Ketajaman ulasannya selalu dibungkus asu pan humor yang renyah yang membuai pembaca dari awal sampai akhir.

Yang mengecewakan adalah bahwa brok David ini hobbynya rebahan. Cukup dengan rebahan saja brok David ini bisa menjadi the best in opinion Kompasiana, bagaimana kalau beliau ini obah-obah alias bergoyang-goyang?

Bang Indra Rahadian

Nah, bang Indra di mata saya adalah penulis puisi dan cerpen yang tidak pernah kehabisan ide atau tema cerita yang segar dan inspiratif.

Bahasanya tidak melenggak lenggok, atau berlama-lama tapi sederhana dan efektif untuk membawa kita terbang ke suatu masa penuh romantika di Rio de Janeiro atau ke suatu akhir pekan malu-malu di kawasan Cililitan.

Akhir cerita yang mengejutkan pembaca adalah suatu ciri khas dari fiksi-fiksinya yang selalu saya tunggu tunggu tidak hanya di hari Sabtu, tapi juga di sepanjang Minggu.

Kekecewaan saya dari Bang Indra adalah bahwa saya tidak menemukan satu hal pun yang mengecewakan! Singkat kata, seorang penulis fiksi yang luar biasa!

Akhirnya kekecewaan terbesar saya dari keempat awardees di atas adalah bahwa mereka semua adalah penulis yang ramah dan rendah hati.

Mereka semua adalah penulis yang rajin mengunjungi tulisan-tulisan Kompasianer lainnya. Tidak hanya sekedar memberi rating, tapi mereka juga rajin memberi komentar dan menyapa! 

Seharusnya sebagai penulis awardees atau nominees para Kompasianer haruslah sombong, jarang berkomen dan jarang menyapa, apalagi membalas komentar! Dan ini membuat saya sangat kecewa!

 Sebagai penutup, tidak ada gading yang tak marten, tidak ada manusia yang sempurna.

Selamat kepada para awardees Kompasiana 2021!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun