Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kata Siapa Formula E di Jakarta Ramah Lingkungan?

10 Agustus 2021   15:24 Diperbarui: 3 Juni 2022   06:03 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kata Siapa Formula E di Jakarta Ramah Lingkungan? Sumber: photo © Alastair Staley / Michelin  (inside-electric.com)

Dengan jarak tempuh rata-rata 85 kilometer, maka dapat kita temukan bahwa untuk setiap kilowatt-jamnya sebuah mobil listrik formula E dapat menempuh 1,6 km saja. Dengan kata lain efisiensi baterai mobil listrik formula E adalah 1,6 km per kilowatt-jam.

Jika pembangkitan listrik PLN di jaringan Jakarta melepaskan 877 gram CO2 per kilowatt-jam maka sebuah mobil listrik formula E akan melepaskan 527 gram CO2 per kilometer.

Besarkah emisi CO2 yang dilepaskan mobil listrik itu? Tentu saja besar! 

Mobil listrik berukuran sedan biasa seperti Hyundai Ionic (lihat tulisan otomotif saya Januari yang lalu) yang melaju di jalanan di Jawa "hanya" melepaskan 140 gram CO2 per kilometer. Dengan memperhitungkan juga emisi saat memroduksi BBM, mobil berbahan bakar bensin 1500 cc seperti Toyota Yaris terbaru misalnya "hanya" melepaskan sekitar 150 gram CO2 per kilometernya di jalan bebas hambatan dan Toyota Auris yang berbahan bakar diesel "hanya'' sekitar 170 gram CO2 per kilometernya juga di jalan bebas hambatan (Zuccari, et al., 2018).

Jadi di mana bersihnya kalau mobil listrik formula E yang digadang Pak Anies sebagai ramah lingkungan itu membuang karbon dioksida sampai lebih dari 3,5 kali lebih besar per kilometernya dibandingkan dengan mobil sedan berbahan bakar bensin biasa? Pesan lingkungan apa yang hendak disampaikan? 

Balap mobil formula E seperti mobil listrik pada umumnya akan betul-betul ramah lingkungan jika melaju di daerah di mana pembangkitan listriknya sebagian besar menggunakan enerji terbarukan. Misalnya di Paraguay atau di Laos di mana 70 persen sampai 100 persen tenaga listriknya dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga air, atau di Islandia di mana tenaga listriknya nyaris 100 persen dihasilkan dengan tenaga panas bumi.

Di Indonesia bisa juga formula E atau mobil listrik melaju dengan emisi rendah seperti misalnya di Kalimantan Barat atau di Jayapura yang tenaga listriknya sebagian besar dihasilkan dengan tenaga air.

Yang jelas bukan di DKI. Semoga mengerti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun