Mohon tunggu...
YULIANUS JOKO KRISTIANTO
YULIANUS JOKO KRISTIANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Walaupun Kecanduan Game Aku Juga Juara Di Kelas

30 November 2022   11:30 Diperbarui: 1 Desember 2022   07:28 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kesokan harinya Martini datang ke Rumah Sakit untuk menjenguk Pak Karso, hati Trisno terasa suka banget melihat penyemangat hidupnya datang. Martini membawa bingkisan berupa makanan untuk Trisno dan buah-buahan  untuk Pak Karso. Di Rumah Sakit tak banyak yang dibicarakan keduanya, keduanya terdiam di samping bed Pak Karso,  tak ada kata yang bisa diucapkan keheningan menghalau keduanya. Setelah hampir satu jam, Martini pamitan, "Tris, ini cerpen yang kutulis selama kita saling mengenal, baca ya,"  Trisno mengulurkan tanganya untuk mengambil cerpen yang ada ditangan Martini, saat itulah kedua tangan berpaut erat dengan tatapan yang  seolah  mereka tidak mau terpisah.   

Senin pagi jam 12 siang kesehatan Pak Karso membaik dan boleh dibawa pulang dengan syarat harus membayar uang sebanyak  16 juta suatu jumlah yang besar bagi keluarga Trisno. Sementara uang yang ada baru ada 14 juta, ini yang membuat Trisno harus putar otak untuk mendapatkan uang 2 juta lagi. Trisno meminta waktu tiga hari untuk mencukupinya. Dalam situasi bingung HP Trisno ada notifikasi dari Martini tertulis: "Tris ku pamit, jaga bapak, jaga simbok, dan jaga dirimu ya?"  "Tris, jangan lupain hari-hari manis kita, daaa!"  Hati Trisno seolah tertusuk bilah,sedih dan pediih menahan rasa, terbagi antara  Bapaknya dan Martini sang bunga hatinya. Trisno tak membalas WA Martini. Trisno berjuang sana sini untuk mencukupi biaya bapaknya. Sudah tiga hari namun sampai jam 12 siang Trisno belum dapat uang 2 juta. Satu-satunya cara yang bisa untuk dapat uang adalah HP nya. "Yahhh, HP kujual"

Segera Trisno pergi ke Konter terdekat untuk menjual HP.  "Mas ,saya mau jual HP. Ini HP nya?"  "Mau jual berapa ?"  "Ku jual  satu juta lima ratus ribu Mas!"  "Ahh mana ada HP Gitu satu juta lima ratus ribu, itu kami berani delapan ratuslah." Jawab Trisno, "Tambahi dua ratus ya Mas!" tuk tebus Bapaku dirumah sakit."   Mendengar itu si penjual ada rasa iba dan berkata, "..hmmm, ya sudahlah, sini HPnya!"   Sebelum menyerahkan HP  seketika ada notifikasi  dan setelah dicek ternyata pesan WA dari Martini tertulis: "Tris hari ini aku ulang tahun,"  Trisno segera membalas, "Mar, selamat ulang tahun ya, setelah ini untuk beberap lama ku tak bisa menghubungimu, nonermu kusimpan, dan nanti pasti kuhubungin kamu."

Segera Trisno menyerahkan HPnya ke konter dan rasa hatinya bertambah berat karena Ia harus lama tak bisa hubungi Martini kekasihnya.  Ia segera berlari untuk mengurus bapaknya di Rumah Sakit namun itupun belum cukup , Ia  bersediia untuk jadi jaminan apapun resikonya.

Martini menelpon kontak Trisno namun tidak ada jawaban, sekali lagi ditelpon, tak ada jawaban, telpon sekali lagi sama  juga tak terjawab.  Terasa dihati Martini begitu cemas, rindu  campur sedih dan dengan berurai air mata Ia mengirim pesan ke WA Trisno ,"Trisno, kenapa kamu begitu..!?  Apa salahku...!? Lupakah kamu akan hari-hari indah kita..!? Trisno, please jawab aku!?"  Martini menhamburkan badannya  ke kamar sambil menangis, "Trisno,  aku tak akan menyerah, tunggu aku pulang ya," Terhantar oleh rasa sedih, kangen dan risau membuat Matini lelah lalu  tertidur. Terbangun dari tidurnya Ia segera menggapai HPnya dengan harapan  ada balasan dari Trisno, namun yang dilihatnya  hanya centang hitam dengan profil yang kosong . Hati Martini makin hancur hari hari pertama masa kuliahnya tak seindah pantai pasir putih Lampung. Kenangan-kenangan indah bersama Trisnolah yang membuat dirinya bertahan dengan harapan Trisno tidak berubah ketika pulang liburan semester kelak.

Pak Karso sudah pulang ke Rumah namun Trisno masih punya tanggungan satu juta lagi untuk dibayarkan ke Rumah Sakit. Ia tidak melanjutkan kuliah karena situasi keluarganya dan Ia pun masih bekerja di bengkel Lae Laban demi menanggung kehidupan keluarganya tambah lagi Simbok Markem sudah semakin tua. Semangatnya masih tinggi seperti dulu ketika belum berpisah dengan Martini, di suatu hari yang  mendung , sehabis makan siang sambil menunggu pelanggan Trisno mengambil cerpen yang ditulis oleh Martini. Segera Ia teringat kata kata Martini ketika sebelum berpisah di Rumah Sakit, "Tris, ini cerpen yang kutulis selama kita saling mengenal, baca ya," Maka Segeralah  dibuka  cerpen itu seketika semerbak bau parfum  menusuk hidung Trisno membuat hatinya  terasa begitu damai,  semerbak parfum yang berasal dari seorang gadis yang membuat hidupnya penuh semangat. Sampul cerpen itu tertulis judul   "Ijinkan hatiku tertambat"  disamping kanan  ada foto Trisno sedang  ganti oli, disamping kiri ada Trisno lagi makan pecel, dan pas ditengah sampul  gambar LOVE ada foto Trisno sedang mengenakan helm di kepala Martini. Rasa kangen Trisno semakin menjadi -jadi wajahnya diarahkan ke  350 kilo meter arah Lampung dimana Martini melanjutkan studinya . Untuk menggerus rasa kangennya Trisno segera berkerja memperbaiki motor yang belum selesai diperbaiki. Setiap hari menjelang jam 3 sore, wajahnya selalu diarahkan ke jalan dimana ada seorang gadis yang  lewat dan  selalu membunyikan klakson dengan senyum manis yang terarah padannya. Seorang gadis yang membuat dirinya mengerti akan sebuah rasa. Namun sekarang bunyi klakson motor dan senyuman manis itu sirna. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun