Mohon tunggu...
joki marpaung
joki marpaung Mohon Tunggu... karyawan swasta -

...senang mengamat-amati, kemudian direnungkan, kemudian ditulis...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Resume The Chronicles of Narnia - The Voyage of The Dawn Treader

15 Desember 2010   08:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:43 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12924022081694862411

Setelah mengalami kekecewaan dengan film The Chronicles of Narnia yang edisi Prince of Caspian, maka di edisi Voyage of The Dawn Trader ini cukup terobati. Karena di edisi Prince of Caspian yang lalu, maka apa yang tertulis di buku cukup jauh berbeda dengan apa yang ditampilkan di filmnya. Sedangkan di edisi Voyage of The Dawn Trader, bisa dibilang point-point penting yang ingin ditampilkan oleh C. S. Lewis juga diangkat di filmnya.

Apa saja point-point penting yang ingin diangkat melalui cerita Voyage of The Dawn Trader kali ini? Yang saya tangkap dan sesuai juga dengan bukunya adalah, pertama, mengenai apa itu kejahatan. Jika kita ingin tahu sumber kejahatan yang ada di dunia ini, maka tak usah jauh-jauh dan susah-susah mencarinya, karena sumber kejahatan itu sebenarnya ada di dalam hati tiap manusia. Sehingga ketika ingin memerangi kejahatan/kegelapan yang ada di sekitar kita, maka tak usah repot-repot dengan mereka terlebih dahulu, tetapi pertama kali, perangi kejahatan/kegelapan yang ada di dalam diri sendiri terlebih dahulu.

Pelajaran penting kedua yang saya dapat adalah mengenai perubahan karakter/pribadi yang dialami oleh Eustace. Untuk kembali menjadi manusia yang utuh kembali, maka Eustace butuh bantuan dari luar, tepatnya Aslan. Secara gamblang C. S. Lewis ingin mengajarkan bahwa untuk merubah karakter butuh Tuhan, bukan hanya sekedar human self-help program yang begitu marak akhir-akhir ini. Tuhanlah yang menciptakan manusia, maka Dia sendiri lah yang bisa merekonstruksinya kembali. Hanya Tuhan yang bisa, tapi permasalahannya, manusia harus sadar dari dalam diri sendirinya kalau dia butuh perubahan dan juga tentunya mau diubah.

Selebihnya saya pikir tidak etis untuk diceritakan semuanya mengingat film tersebut masih beredar di bioskop-bioskop Indonesia. Alangkah baiknya jika anda bisa menyaksikannya sendiri :).

Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun