Mohon tunggu...
joki marpaung
joki marpaung Mohon Tunggu... karyawan swasta -

...senang mengamat-amati, kemudian direnungkan, kemudian ditulis...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Korupsi Berkurang?

28 Januari 2011   04:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:07 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12961881801115011044

Membaca news thicker di salah satu stasiun televisi tentang pernyataan Pak Hatta Rajasa soal kenaikan gaji Presiden dan juga para pejabat dan PNS lainnya akan menyelesaikan atau setidaknya mengurangi korupsi yang terjadi di negara ini, maka saya sangat kecewa sekali. Sungguh suatu pemikiran yang “kuno” bagi saya dan sangat tak masuk akal.

Sepemahaman saya dari apa yang saya amati dan juga alami sebagai manusia biasa, maka manusia itu tidak ada puasnya. Maunya lebih terus, entah lebih kaya, lebih ganteng, lebih kurus, lebih langsing, dll. Intinya tidak ada batasnya. Tak percaya Pak Hatta? Lihat saja yang korupsi, apa mereka orang kere? Apa mereka orang miskin? Apa mereka orang susah? Justru mereka orang kaya nan makmur yang hartanya banyak di luar negeri, jadi bisa kabur kapan pun kalau ketahuan korupsi di dalam negeri.

Jadi makin tinggi penghasilan orang tak bisa digeneralisir bahkan di mutlakkan bahwa dia akan makin makmur, sehingga dia tidak akan korupsi. “Kuno” sekali bagi saya cara berpikir seperti itu. Gayus dah makmur, masih tetap aja korupsi. Karena dia tahu betapa nikmatnya dan berkuasanya kalau punya uang.

Saya juga sadar bahwa dengan naiknya pendapatan, membuka pintu kemungkinan akan semakin kecilnya (tidak akan pernah menghilangkan) korupsi yang terjadi. Tapi entah kenapa, keyakinan saya bahwa atas dasar pendapatan yang semakin besar bukan merupakan pijakan yang kokoh bahwa seseorang tidak akan tergelincir pada kesalahan korupsi. Pijakan yang kokoh seorang tidak akan korupsi adalah pada moral/etika/kepercayaan yang seseorang anut. Dari pikiran, perkataan, dan tindakannya akan terlihat dimana orang tersebut berpijak.

Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun