Mohon tunggu...
John Tirayoh
John Tirayoh Mohon Tunggu... -

"Tuhan Menciptakan Alam Semesta ... Selebihnya Made in China"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[Review Film] Spotlight "Para Pedofil yang Menghuni Rumah Tuhan"

5 Agustus 2016   08:06 Diperbarui: 5 Agustus 2016   08:26 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: panampost.com

Berawal dari sebuah investigasi terhadap seorang pastur yang melakukan pelecehan seksual, akhirnya tim Spotlight justru mendapati sebuah kenyataan pahit. Bahwa Rumah Tuhan yang seharusnya menjadi tempat aman untuk para umatnya, dihuni oleh para pedofil. Para pelayan Tuhan yang harusnya menjadi gembala, justru melakukan kejahatan seksual terhadap banyak anak-anak.

Film Spotlight berkisah mengenai tim jurnalis yang mengerjakan kolom Spotlight. Sebuah kolom invetigasi harian koran terkemuka Boston Globe yang berbasis di kota Boston. Selama 129 akan tersaji kisah menguak kejahatan pedofil yang dilakukan oknum pastur didalam institusi Gereja Katholik Boston.

Kisah dimulai dari kehidupan para jurnalis yang ada di Boston Globes. Koran harian yang sudah ada semenjak ratusan tahun lalu ini, musti menerima kenyataan diakuisisi oleh media yang lain yang mempunyai modal besar. Efek dari hal tersebut, hadir Marty Baron sebagai pimpinan baru (editor) di Boston Globes.

Boston Globes mempunyai sebuah kolom investigasi yang bernama Spotlight. Para jurnalis yang bertanggung jawab mengerjakannya adalah; Mike Rezendes, Sacha Pfeiffer, Matt Carrol, dan Walter Robby yang bertindak sebagai pimpinan Spotlight. Sebagai pengawas adalah Matt Carrol yang langsung ikut serta memantau setiap langkah tim Spotlight dalam melakukan investigasi.

Kehadiran Marty Baron memberi efek terhadap tim Spotlight. Di awal kerja-nya, Marty meminta Spotlight mengerjakan investigasi terhadap kisah pastur yang melakukan pelecehan seksual. Awalnya sempat mendapatkan ketidak-setujuan atas usulan Marty Baron. Karena isu pelecehan seksual yang dilakukan pastur sangatlah sensitif.

Banyak sebab kenapa hal tersebut menjadi sensitif. Pertama, Mayoritas penduduk Boston memeluk Agama Katholik. Dinilai akan muncul reaksi keras dari masyarakat Katholik apabila mengangkat tema pelecehan oleh pastur. Selain itu ditengarai hampir mayoritas posisi pejabat publik di pemerintahan di Boston beragama Katholik.

Kedua tentunya reaksi Gereja Katholik di Boston yang bisa tersinggung dan bisa mempengaruhi penilaian umat Katholik Boston terhadap Boston Globes. Terlebih bisa terjadi tuntutan hukum dari pihak Gereja Katholik yang kuat secara adminstrasi dan mempunyai pengaruh politik besar di Kota Boston.

Namun, akhirnya tim Spotlight mulai melakukan investigasi. Berawal dari satu pastur, makin lama dan berlalunya waktu justru menemukan sebuah kenyataan yang tak terbantahkan. Bahwa dari sekian banyak Gereja Katholik di Boston, muncul sekitar 80 hingga 90 nama Pastur yang ternyata melakukan pelecehan dan bisa disebut pedofil.

Tim Spotlight makin mengalami kesulitan dan mulai mendapatkan perlawanan dari pihak-pihak yang tak mau aib tersebut dibeberkan di publik. Kenyataan paling menyedihkan adalah ketika, Institusi Gereja Katholik secara tak langsung terlihat melindungi para pastur pedofil dan sudah berlangsung beberapa dekade.

Film besutan sutradara Tom McCarthy ini diangkat dari kisah nyata yang dilakukan tim Spotlight di awal tahun 2002 dalam melakukan investigasi terhadap para pastur nakal (yang secara tak langsung dilindungi oleh Gereja Katholik di Boston).

Selama 129 Tom McCarthy menyajikan visual yang konvensional dalam setiap adegan. Secara runut sang sutradara perlahan-lahan dan ringan menuntun kita dalam investigasi yang dilakukan. Secara gamblang menambah wawasan kita bagaimana kinerja investigasi yang dilakukan para jurnalis-jurnalis dalam mengerjakan berita yang diangkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun