Mohon tunggu...
Johansen Silalahi
Johansen Silalahi Mohon Tunggu... Penulis - PEH

Saya adalah seorang masyarakat biasa yang menyukai problem-problem sosial, politik, lingkungan, kehutanan. Semoga bisa berbuat kebajikan kepada siapapun. Horas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjuangan Mendapatkan Beasiswa Tanoto Foundation 2006

22 Juli 2020   13:02 Diperbarui: 22 Juli 2020   13:13 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Perjanjian Beasiswa Tanoto Foundation, Sumber foto: Dokumen Pribadi

Di papan pengumuman, peserta yang lain juga turut menyaksikan hari yang menegangkan saat itu..Setelah itu saya melihat hasil seleksi, nama saya tercantum, puji Tuhan, dalam benak saya. Tetapi hasil seleksi kali ini belum selesai, karena saya harus mengikuti sesi terakhir yaitu wawancara. 

Saya mencatat jadwal dan lokasinya sembari saya merasakan kesenangan yang luar biasa. Saya kabarkan berita baik itu untuk keluarga dan teman-teman dan meminta dukungan dan doa mereka.

Jadwal wawancara sudah tertera di papan pengumuman, saya menulis di buku harians saya. Sebelum wawancara, saya mempunyai trik khusus untuk menghadapi wawancara beasiswa TF. 

Saya menjumpai teman saya di Fakultas Psikologi UGM, saya berbincang bincang dengan beliau, pertanyaan apa sih yang biasa diajukan jika ada wawancara penerimaan beasiswa? 

Sambil berbincang, saya mengingat dalam benak saya apa yang dikatakan beliau. Selain bertanya dengan mereka saya juga mempersiapkan materi dan membaca baca pengetahuan yang terkait dengan wawancara. 

Hari wawancara pun tiba, saya memakai pakaian yang umum dipakai setiap orang dalam menghadapi wawancara. Satu per satu nama di panggil, kala itu petugas pewancara adalah Bu Ratih L dan Pak Chandra. 

Wauuuuuu, teriakku, ternyata pewancara nya berjumlah dua orang, dalam hati ku, kenapa tidak satu orang, satu aja saya sudah gugup apalagi dua. 

Saat itu juga dipanggil peserta berikutnya Johansen Silalahi, saya mendengar suara itu dan saya mulai masuk ke ruang wawancara sembari mengetuk pintu dan berkata "Selamat Siang Pak, Bu" teriakku. Saat itu juga Pak Chandra dan Bu Ratih menyapa saya dan menyuruh saya memperkenalkan diri saya, kelebihan dan kekurangan saya dan menanyakan skripsi saya, isu-isu terkait dan harapan sesudah lulus kuliah, apa yang anda perbuat? 

Dengan tampil ala Medan, saya menjawab dan menerangkan satu persatu pertanyaan dari Bapak dan Ibu pewancara. Waktu pun berlalu, wawancara selesai, saya menyalam dan memberi sapa kepada Bapak dan Ibu pewancara..Bapak dan Ibu pewancara mengatakan, pengumuman yang lulus tanggal sekian jam sekian di ruang ini. Oke Pak/Bu, teriakku. 

Lega rasanya wawancara selesai, dan saya senang didampingi rasa gugup, lulus gak saya ya?teriakku.. Hari itu juga saya menginginkan agar waktu cepat berlalu untuk melihat hasil wawancara terakhir. 

Keesokan harinya dengan wajah yang sedikit takut, saya menuju papan pengumuman untuk menyaksikan pengumaman pemenang beasiswa TF. Tak kuduga dan tak kusangka nama saya tercantum di papan pengumuman, sejenak saya berdoa dalam hati dan mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan keluarga saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun