Mohon tunggu...
Y. P.
Y. P. Mohon Tunggu... Sales - #JanganLupaBahagia

Apabila ada hal yang kurang berkenan saya mohon maaf, saya hanya orang biasa yg bisa salah. Semoga kita semua diberikan kesehatan dan kesejahteraan. Aamiin.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Agar Tetap Untung Meski Listrik Padam

5 Agustus 2019   13:09 Diperbarui: 6 Agustus 2019   02:30 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Listrik Tetap Menyala dan Uang - ledhut.co.uk

Sebagai pengusaha keuntungan adalah sesuatu yang selalu diupayakan di setiap saat. Namun yang jadi pertanyaan mampukah dunia usaha tetap memperoleh untung ketika listrik PLN gangguan?

Untuk menjawab hal tersebut tentu bukan perkara mudah. Namun yang perlu dipastikan adalah operasional tidak boleh berhenti meskipun listrik PLN padam. Agar operasional tetap berjalan, pastinya memiliki UPS saja tidak akan cukup untuk membackup operasional usaha. Paling lama bertahan mungkin hanya setengah hingga 1 jam. Padahal kalau PLN gangguan bisa berlangsung hingga lebih dari 6 jam.

Untuk jenis usaha pertokoan misalnya, paling tidak lampu dan mesin pembayaran (EDC, Komputer, Tablet, Printer) harus tetap menyala supaya pelanggan tetap bisa nyaman belanja di toko. 

Yang agak berat adalah industri yang membutuhkan daya listrik yang besar seperti perusahaan IT (data center, server, developer, dll), industri garmen, mall dan apartemen, pabrik dan aneka industri lainnya.

Sudah pasti industri seperti di atas harus memiliki generator listrik yang mampu bertahan operasional di atas 6 jam. Generator listrik seperti itu biasanya harganya tidak murah. Bahkan dalam mengoperasionalkannya juga membutuhkan biaya yang lebih mahal dari listrik PLN. 

Umumnya mesin generator listrik tersebut menggunakan bahan baku solar. Biaya untuk menghasilkan per 1 KWH listrik dari solar dengan asumsi harga Rp 14.000 per liter adalah Rp 3.360. Sedangkan listrik PLN yang dihasilkan dari batu bara hanya sekitar Rp 700 per KWH. Selisihnya memang cukup banyak, semakin lama listrik PLN padam sudah pasti semakin banyak dunia usaha diberatkan biaya operasional.

Untuk itu dalam menghitung beban operasional maupun harga pokok barang seharusnya komponen "mati listrik" ini harus diperhitungkan. Meskipun memang secara umum di pulau Jawa itu mati listrik tidak seperti di luar pulau Jawa tetap komponen ini harus diperhitungkan.

Jika operasional tetap bisa berjalan dengan baik, dan perhitungan beban maupun harga pokok sudah diperhitungkan dengan baik maka seharusnya keuntungan tetap bisa diraih. Mati listrik sejatinya juga sebuah momen untuk jenis usaha tertentu menghasilkan pendapatan lebih. Contohnya pengusaha bahan bakar solar, tentu kecipratan rejeki lebih selama mati listrik. Juga pengusaha lilin dan perangkat elektronik seperti lampu emergecy dan power bank.

Terkait hal ini pengusaha bisa belajar mengenai manajemen mutu ISO 9001:2015 dan juga manajemen risiko untuk bisa lebih meminimalisir dampak negatif mati listrik. Apapun kondisinya, bisnis harus tetap jalan dan keuntungan niscaya tetap bisa diraih. -JPamZ-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun